A Beauty Journal by Radiani
  • About
    • About Me
    • Disclaimer
    • Terms of Service
    • Privacy Policy
    • Download Portfolio & Collaboration TnC
  • The Journal
    • Beauty
      • Brand
        • Abib
        • Adara
        • Airnderm
        • Avoskin
        • Azalea
        • Azarine
        • Azloe
        • Bali Alus
        • barenbliss
        • Base
        • Bless
        • Brunbrun
        • Buttonscarves
        • Byunest
        • Capella
        • Catrice
        • City Color
        • Colorrose
        • Cosrx
        • Dear Me Beauty
        • eBright Skin
        • Eileen Grace
        • Ellips
        • ElsheSkin
        • Emina
        • Focallure
        • Freeman
        • Fruitlab
        • Garnier
        • Hada Labo
        • Herborist
        • Innisfree
        • Jellys
        • Kleveru
        • L'oreal
        • Lacoco
        • La Tulipe
        • Lovana
        • Love Beauty and Planet
        • LT Pro
        • Madame Gie
        • Makarizo
        • Make Over
        • Maybelline
        • Mine Perfumery
        • Miniso
        • Mother of Pearl
        • Mutouch
        • Nacific
        • Nadfaskin
        • Nameera
        • Naturals by Watson
        • Nivea
        • Noera by Reisha
        • Numa-Skin
        • Nutrishe
        • Oh My Glam
        • Omniskin
        • Onix Fragrance
        • Organic Lombok
        • Palmolive
        • Physiogel
        • Pinkberry
        • Piw Piw
        • Pixi
        • Pixy
        • Pond's
        • Premiere Beaute
        • Pyunkang Yul
        • Raecca
        • RANS Beauty
        • Red-A
        • Reglow
        • Re.set the Skin
        • Rintik Skincare
        • Rojukiss
        • Saafar Beaute
        • Safi
        • Scarlett Whitening
        • Silky Girl
        • SKII
        • Skin Dewi
        • Skinfood
        • So Natural
        • Some by Mi
        • Somethinc
        • St. Ives
        • Sugarpot
        • Surface+
        • Syuga
        • Teratu Beauty
        • The Body Shop
        • The Ordinary
        • Three
        • Total Care
        • Tresemme
        • Vaseline
        • Viva
        • Votre Peau
        • Vitalis
        • Wardah
        • Wild Habit
        • Y.O.U
      • Make-Up
        • Blush On
        • Cushion
        • Eyebrow Pencil
        • Eyebrow Pomade
        • Eyeliner
        • Eyeshadow
        • Foundation
        • Lip Balm
        • Lip Cream
        • Lip Gloss
        • Lipstick
        • Mascara
        • Primer
        • Setting Spray
      • Personal Care
        • Face Care
          • Cleansing Balm
          • Cleansing Oil
          • Emulsion
          • Essence
          • Eye Serum
          • Face Mist
          • Face Oil
          • Face Scrub
          • Face Wash
          • Mask-Clay
          • Mask-Hydrating
          • Mask-Peel Off
          • Micellar Water
          • Moisturizer
          • Rose Water
          • Serum
          • Sheetmask
          • Sleeping Mask
          • Sunscreen
          • Spot Cream
          • Toner-Exfoliating
          • Toner-Hydrating
          • Tonic
        • Body Care
          • Armpit Care
          • Body Lotion
          • Body Mask
          • Body Scrub
          • Body Serum
          • Body Wash
          • Deodorant
          • Shower Gel
          • Shower Oil
          • Shower Scrub
          • Stretch Mark Oil
          • Stretch Mark Cream
          • Sunblock
          • Waxing
        • Foot Care
          • Foot Spray
        • Hair Care
          • Hair Creambath
          • Hair Fragrance
          • Hair Vitamin
          • Shampoo
        • Lip Care
          • Lip Serum
        • Mouth Care
          • Mouth Wash
        • Scent
          • Eau de Parfum
          • Eau de Royale
          • Eau de Toilette
          • Extrait de Parfum
      • Tool
        • Shower Puff
    • Business
      • Tents
    • Fashion
    • Travel
      • Hotel
  • socioplate.co

Beberapa judul artikel yang mempertanyakan keberadaan blog di zaman yang sudah dikuasai oleh para Youtuber ini banyak yang menggunakan kata “relevan”. Yaudah aku pake juga deh wkwk. Sebelum memutuskan untuk menggunakan kata relevan lebih lanjut, aku mau cari tau arti kata tersebut menurut KBBI. Ya biar pakem aja gitu.

relevan/re·le·van/ /rélevan/ a kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung

Oke. Apakah blog masih berguna secara langsung? Maksudnya, apakah blog masih ada gunanya? Maksudnya lagi, apakah blog masih berguna di tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya?

Masih.

Engga, ini aku ga lagi duduk depan bola kristal sambil bacain mantra kok, hahaha.


Satu dua bulan pertama bikin beauty blog ini, aku sering dapet pertanyaan seperti: “emang blog masih rame, ya? Emang masih ada yang baca blog, ya? Kenapa ga nge-Youtube aja, sih? Daripada cape-cape nulis ga ada yang baca mending nge-Youtube aja dapet duit”. Pertanyaan serupa juga sempat terlontar dari seorang audience pada sebuah Instagram live-nya @bloggerperempuan dalam memeringati Hari Blogger Nasional tanggal 27 Oktober lalu, “Apakah blog masih hot?”.

Jauh sebelum akhirnya aku membuat blog ini, aku udah googling tentang seberapa efektif kah blog itu sendiri di era yang udah serba audio visual. Sayangnya, jawaban yang aku cari ga sepenuhnya terjawab melalui artikel-artikel (berbahasa Indonesia) yang aku baca. Kebanyakan dari mereka hanya memaparkan dari segi keuntungan (uang) yang didapatkan dari blog. Yaa mungkin maksud dari “relevan” menurut khalayak adalah hubungannya dengan menghasilkan cuan dengan cepat. Kalo bisa lebih cepat dari dukun bertindak. Atau, kalo bisa baru bikin blog kosongan tiba-tiba udah dapet notif dari m-banking. Yha. Padahal, menurut aku pribadi, blog kan lebih dari sekadar uang. Bentar, kok jadi songong? Hehe gak yah. Ga berhenti sampai di situ, akhirnya aku buka Youtube buat nontonin beberapa video dari Youtuber luar negeri (Amerika) yang membahas seluk-beluk dan aktivitas mereka sebagai blogger. Dari sini aku bisa sedikit menarik gambaran kalau di luar sana tuh sebenernya blog masih hidup dan membara dibanding di sini yang suaranya riuh rendah. Lagian pertanyaan (atau perdebatan) tentang apakah ngeblog masih relevan atau engga itu kayanya bakal jadi never ending topic yang seharusnya ga perlu-perlu amat dipusingin. Simpelnya, kalo mau ngeblog ya ngeblog, kalo engga ya engga. Jadi harus start with why. Jawabannya tentu bakal subjektif.

Jadi kenapa kamu ngeblog, Yan? Karena menurutku blog ini masih relevan, masih dibutuhkan. Aku bahas pelan-pelan yaa.

 

Memilih Blog Sebagai Beauty Sharing Platform

“Kenapa blog?”

Simpelnya, karena aku suka nulis. Alasan aku bikin beauty blog ini murni untuk sharing review skincare dan membahas topik-topik yang berhubungan dengan beauty.

“Iya, kenapa blog? Kenapa ga di Instagram aja yang orang-orang lebih suka nongkrong di sana selama berjam-jam?”

Memilih blog sebagai media untuk berbagi informasi kecantikan karena di blog aku bisa menulis dan memaparkan sesuatu sedetail mungkin. Tentu tulisan bakal jadi panjang banget dan untungnya blog sangat welcome dengan ribuan karakter yang kita kasih karena itulah fungsi blog. Tapi ada kalanya blog “menolak” tulisan yang terlalu panjang dan terlalu banyak gambar pendukung sehingga artikel tidak muncul di beranda blog kita, namun link artikel masih tetap bisa dibuka dan tulisan tetap bisa terindeks oleh google. Contohnya tulisan aku mengenai rekomendasi online shop yang tadinya ga muncul di homepage dan akhirnya aku pecah artikel tersebut menjadi beberapa bagian supaya bisa nongol di halaman utama. Meskipun aku suka nulis panjang-panjang, aku masih sering ngerasa kalo tulisanku tuh kentang alias kurang “membedah” wkwk. Ya kalo mau ngebahas tuntas sampe akar-akarnya nanti bikin buku aja ya Mbak, hehehe.

Kalau di Instagram, karakter yang disediakan di kolom caption itu kan sangat terbatas. Misal mau nulis review skincare di sana ya cuma bisa maparin poin-poin yang mau kita sampaikan aja atau sesuatu yang perlu di-highlight dari produk tersebut. Lalu apakah aku ga pakai Instagram? Ya pake dong, wajib itu hahaha. Instagram aku gunakan sebagai media ekspansi dari blog, jadi produk yang sudah atau akan aku review di blog bakal nangkring di sana. Blog tetap berfungsi sebagai pusaran platform-nya (rumah), sementara Instagram adalah tempat nongkrong dan bersosialiasi.

“Apa ga double posting?”

Sekilas iya ya, double posting. Udah nulis panjang-panjang di blog, masih harus nulis ringkesannya di caption IG. Tapi sebenernya itu adalah salah satu teknik SEO (Search Engine Optimization) yang perlu dijalankan untuk memaksimalkan performa blog. Hehehe. Gapapa juga sih, kan kita jadi bisa belajar gimana caranya bikin feed IG yang cakep. Ya, ga?

“Trus kenapa ga nge-Youtube aja biar gausah nulis panjang-panjang?”

Tidak menutup kemungkinan kalau blog ini bakal ekspansi juga ke Youtube dan apa yang aku sampaikan melalui video adalah bahasan yang sudah aku post di blog. Again, ini bukan sesuatu yang sifatnya kerja dua kali selama niatnya sharing. Semakin banyak ulasan atau penyampaian dapat “digapai” oleh massa melalui berbagai platform, semakin bagus. Kalaupun aku bikin video tanpa nulis juga kayanya ga bakal bisa hahahahaha, soalnya aku butuh melewati proses penulisan dulu biar nanti ngomongnya ga ngelantur ke mana-mana. (padahal ini juga udah ngelantur ke mana-mana ya bahasannya wkwk) Nah subjektif kan jawabannya. Ada mereka yang lebih kuat dari sisi speak up, bisa ceplas-ceplos ngomong tanpa harus bikin catetan dulu. Kalau aku tipikal orang yang mau ngebaca alur pikiran sendiri aja masih blur, ya sebaiknya ditulis dulu biar runut mau ngomong apa. Kalau kamu gimana nih?

“Jadi sebenernya beauty blog itu relevan buat siapa?”

In my humble opinion, beauty blog masih sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti blogger itu sendiri, pembaca blog, dan brand. Tidak hanya dibutuhkan, beauty blog juga bisa menguntungkan ketiga pihak tersebut. Oke kita bahas satu persatu ya.


1. Keuntungan beauty blog bagi penulisnya (beauty blogger)

Keuntungan yang aku bahas di sini sifatnya adalah intangible asset, jadi lebih ke investasi skill ke dalam diri blogger itu sendiri. Apa aja tuh?

a. Menjadikan beauty blog sebagai portfolio

Kalo kamu suka ngereview produk skincare, makeup, atau ngebahas topik kecantikan, kamu bisa jadiin tulisan yang kamu post di blog itu sebagai portfolio kamu kalo nanti mau jadi freelance writer atau masuk ke beauty industry bagian editorial. Ga hanya dua bidang itu aja, sebenernya masih banyak kesempatan lain juga yang bisa diraih dengan portfolio yang kamu suguhkan ini. Energy attracts energy, ya kan?

Oh yaa, kalo kamu ngerasa bisa nulis dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya ya manfaatkan aja, itung-itung mempertahankan dan memperlancar skill kamu satu ini biar ga sia-sia.


b. Membangun personal branding

Sekarang tuh kan eranya apa-apa personal branding, apa-apa personal branding. Padahal ga usah personal branding sebenernya ga bakal kenapa-kenapa juga kan ya? Antara iya dan nggak. Ga bakal kenapa-kenapa juga karena itu bukan sesuatu yang haram dan melanggar norma apapun. Tapi alangkah baiknya, sebaiknya iya. Balik lagi ke energy attracts energy, ketika kita membangun branding diri kita ini sebagai apa, orang bakal lebih mudah nemuin kita. Misal kita ngebranding diri kita sebagai beauty blogger, jadi mereka para brand yang lagi nyari beauty blogger bakal lebih mudah aja nyampe ke kita. Trus kita dapet apa? Ya dapet kerja sama~


c. Memperluas pasar usaha yang dimiliki

Ini nih poin utama setelah keutamaan-keutamaan yang lain hahaha. Kalo kita punya usaha online shop, jasa penulisan, jasa translate bahasa, jasa fotografi, atau jenis usaha lainnya, kita bisa promoin itu di blog. Pasang aja di bagian menu “shop” atau pajang di sidebar biar makin banyak orang yang tahu usaha kita.


d. Menambah skill baru

Tadinya kupikir ngeblog tuh yaudah cuma nulis aja mah gampang. Ternyata enggak wkwk. Blog ga hanya butuh tulisan tetapi juga foto yang menarik, penulisan blog perlu diimbangi keyword yang SEO-able, blog butuh disebarluaskan ke Instagram (dan berbagai sosial media lainnya yang berbasis gambar) yang mengharuskan kita belajar motret, ngedit foto, dan nyusun feed yang menarik. Selain itu untuk mempercantik tampilan blog kita juga perlu nyentuh-nyentuh coding dikit hahaha lama-lama jadi pengen belajar coding sampe tuntas biar bisa bikin website lagi trus dibisnisin. Jadi ke mana-mana kan skill-nya? Tentu masih ada banyak skill lain yang bisa digali berangkat dari dunia perbloggingan ini.


2. Keuntungan beauty blog bagi pembaca

“Semua akan kembali ke google”

Itu yang aku dapatkan dari live Instagramnya @bloggerperempuan. Apakah aku mengiyakan? Jelas. Bukan, bukan karena aku blogger jadi aku ngelus-ngelus ego sendiri dengan mengiyakan opini (yang lebih cenderung ke pernyataan) tersebut. Sebelum aktif ngeblog pun, akutu ga jarang lari ke google kalo mau nyari tahu sesuatu. Misal, nyari review produk skincare A. Abis nonton review di Youtube, pasti aku baca review dari tulisan para beauty blogger. Gatau kenapa kayak aku lebih “kenyang” aja kalo abis baca review berbentuk tulisan. Mungkin karena aku kurang suka ngabisin waktu buat nontonin opening video dan lebih suka buat skip skip ke poin yang aku butuhkan?

Setiap kata atau tulisan di artikel blog akan dengan cepat “ditangkap” oleh Google, sehingga lebih mudah ditemukan oleh pembaca melalui keyword yang mereka cari. Berbeda dengan Youtube, keyword yang bisa ditangkap oleh google adalah keyword yang ada pada judul dan caption singkatnya saja.


a. Dari segi waktu

Tidak selamanya audience mencari informasi tentang suatu produk melalui review di Youtube. Mungkin sebagian iya, sebagian lainnya masih menikmati review dalam bentuk tulisan. Dari segi kesempatan (waktu) yang dimiliki pembaca, Youtube dan blog memiliki kegunaan masing-masing. Orang-orang bakal nontonin review di Youtube kalo mereka lagi senggang, atau cuma dengerin suara orang ngomong sambil mereka tetap menjalankan aktivitas… ya biar ga sepi-sepi amat. Nah kalo blog, blog bisa jadi sangat bermanfaat buat mereka yang butuh informasi dalam waktu singkat. Misalnya, mereka udah di depan konter skinker nih bingung mau beli produk A atau produk B, yaudah mereka bisa googling bentar sebelum ambil keputusan. Mereka bisa search keyword yang dicari trus skip skip langsung ke poin yang dituju, ringkes kan? I mean, kan ga mungkin juga orang udah sampe toko mau beli barang trus nontonin video Youtube dulu “hay ghaisss” alias kelamaan. Atau ada yang begini sih? Oh aku salah ya? :3 Sebenernya ini berangkat dari pengalaman aku pribadi sih. Ga hanya pas mau beli skinker aja, tapi juga beli laptop, dan beli handphone. Beberapa kali aku bilang ke yang jualan, “bentar ya, Mbak” trus aku googling bentar deh wkwkwk. Selain itu orang-orang yang lagi antre dokter, nunggu makanan dateng, nemenin temen lembur, antara mau nyari review di Youtube atau blog, kemungkinan besar akan lari ke blog. Iya kalo nonton Youtube pas lagi antre di dokter nanti ga kedengeran pas dipanggil. :’)


b. Tulisan di blog bisa di-capture

Selain itu, review produk di blog juga bisa di-capture. Ini memudahkan pembaca kalo ada hal-hal penting yang mau mereka inget-inget sebagai pertimbangan sebelum membeli produk.


c. Pemetaan topik yang memudahkan pembaca

Jadi blog itu kan sebagai wadah dari tulisan-tulisan yang ada dan sebagai rumah virtual bagi si bloggernya. Di blog, tulisan bisa tersimpan dengan rapi, ada menu-menu yang ibarat kata adalah laci tempat penyimpanan tulisan kita. Misal kalo di blog ini mau cari review soal Toner, yaudah cari aja tuh di menu Personal Care -> Skincare -> Toner, jadi ada pemetaannya gitu yang bisa memudahkan para pembaca mencari apa yang dibutuhkan. Beda halnya dengan miniblog di Instagram, kalo mau nyari bahasan yang diperlukan ya harus scroll satu-satu sampe bawah.


3. Keuntungan beauty blog bagi beauty brand

I think, beauty industry ga akan pernah mati. Dari dulu sampai sekarang, perempuan masih menyukai dan membutuhkan produk perawatan kulit dan makeup. Kaum laki-laki pun saat ini sudah banyak yang sadar akan kebutuhan merawat diri. Untuk ke depannya gimana? Ya selama manusia masih ada, manusia akan tetap memiliki kebutuhan untuk skinkeran, untuk dandan, dan selama itu pula beauty industry kemungkinan malah bakal lebih kenceng lagi kiprahnya.

“Lalu hubungannya beauty blog sama beauty industry, apa nih?”

Oh sangat berhubungan sekali. Baik dari pihak blogger, pembaca, dan brand akan saling berkaitan. Beauty blogger yang hobi skinkeran dan dandan bakal make produk dari suatu brand kemudian mengulasnya dalam bentuk tulisan. Pembaca yang mencari informasi tentang produk tersebut juga terpuaskan oleh tulisan yang memberi mereka insight. Sementara brand, secara tidak langsung diuntungkan melalui jejak nama produk mereka yang terindeks oleh google. Dengan blogger mencantumkan link website suatu brand, itu akan bisa membantu meningkatkan traffic website brand tersebut dan membantu penjualan mereka. Itung-itung sedekah dan berbuat baik pada sesama, hihi. Semakin banyak orang mengulas produk suatu brand, semakin lekat dan dekat lah brand tersebut di kepala kita sebagai konsumen. Misal lagi jalan ke Guardian, trus ngeliat produk A. Pasti kan kita mikirnya, “oh ini kan brand yang kemarin direview sama si Mbak ini, Mbak Itu, dan Mbak Ono” dan kita cenderung akan lebih membeli produk yang sudah banyak di-review daripada yang belum di-review (karena menurut kita produk tersebut masih asing).

 Jadi intinya, apakah beauty blog masih relevan di tahun 2021?

Masih dong. Blog akan tetap berperan sebagai salah satu media berbagi informasi. Beauty blog mengambil peranan sebagai bagian dari ekosistem beauty industry. Ga hanya beauty blog aja sebenernya yang masih bisa relevan, techno blog, food blog, dan fashion blog masih tetap diperlukan oleh masyarakat. Simpelnya (ini poin agak random yang muncul di kepala sih), selama media berita online masih ada, website apapun masih ada, google dan mesin pencarian lainnya masih berdiri, dan internet masih ada di dunia ini, selama itu pula blog masih bisa bernafas.

Kalo menurut kamu, mending lanjut ngeblog atau rakit PC ngga?

baca dalam bahasa Indonesia

I started to live my break-out phase circa 2013 that required me to consume skincare products from a dermatologist. Hence, I was afraid to try any drugstore product even only a face mask that has no extreme effect on the skin. Did I enjoy my life without using any face mask at that time? Umm, no, but I had to. So I was really attached to the basic skincare given by the dermatologist such as acne face wash, acne day cream, and acne night cream. I did not even know what ingredients are in the products so I could not try another product from any drugstore. I was too afraid of the ingredients from the dermatologist reacted with them from the drugstore. Something worse might happen. A year later I started using a face mask that I bought from the dermatologist. It was a green tea that is meant for acne healing. I felt okay at that time but I found it difficult to be repurchased since I was living at my college in another city instead of in my hometown (yep, the clinic is in my hometown). Could not I get it online? No, I think the clinic could not serve online purchasing yet.


So here is the story begins. I was trying to look for any drugstore mask that might suitable for my skin concern: acne. I accidentally found Bali Alus seller on Twitter and Instagram so I decided to buy it. Coffee Face and Body Mask is the first product I bought during clinical treatment. I was excited when the package was in my hand. Long story shorted, I use it almost every day because it obviously left a great result on my face.

If you have not known what Bali Alus is, Bali Alus is a personal care brand that is based in Bali, Indonesia. Tho it carries traditional ingredients, Bali Alus has sent its products overseas. Their products encompass all personal care needs from head to toe. Face and body masks are available in many variants such as chocolate, green tea, black tea, and so on. You may pick one based on what your skin needs.

Here is the review.


A. PACKAGING

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask is distributed in plastic packaging as in the pic below. For coffee variants, it is labeled in dark brown. On the front side of the pack, it contains the brand (Bali Alus), the product name, the variant, the POM number, and its size: 100gr.

Meanwhile, on the back, we can find the ingredients, the claims, and the way it uses.

Even though the packaging is very handy, it would be better if it is featured with an unlocked zipper to make us easier and make it safer, I mean in order to keep the mask is in packaging, in terms of storage.


B.  TEXTURE AND SCENT

Texture

It really looks like the coffee ground but it feels a little rough. The roughs can be used as a scrub while the mask is rinsed.

Scent

It smells like chocolate rather than coffee.


C. CLAIMS

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask helps to neutralize dry skin and keep skin moist.

 

 D. INGREDIENTS & BENEFITS

Ingredients

Coffee Arabica seed extract, Coco Nucifera Oil, Kaolin, Olea Europaea Oil.

 

Benefit

Since the main ingredient of this mask is coffee, so I will discuss the benefit of coffee for skin health in deeper. Coffee contains antioxidants, caffeine, and collagen.

Antioxidants

Coffee, especially Arabica coffee, contains strong antioxidants that have the ability to repair fine lines, wrinkles, and hyperpigmentation. Antioxidants are also needed to prevent free radicals so our skin may look younger. Free radicals can be generated from cigarette smoke and radiation that caused premature skin-aging.

Caffeine

Coffee also consists of caffeine to protect our skin from UV radiation and to delay the skin-aging process.

Collagen

Such a piece of good news for us who want to look younger and younger every day, coffee can also increase collagen production and blood circulation in our skin.


E. HOW TO USE

h    Here, you may follow the steps below.

1. Take the mask as much as you need

2. Mix it with a little water

3. Apply the mask entirely to your face and/or your body

4. Leave the mask for 15-30 minutes

5. Rinse it with cool or warm water

6. Use the mask twice a week for the best result.


F. MY EXPECTATION FOR THIS PRODUCT

I did not have any expectations for this coffee mask, to be honest. I only hoped that this mask did not give any negative result on my break-out face.


G. THE REVIEW

So I have been using Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask for almost 5 years. Wow. I also used this mask before applying for my graduation make-up in January 2017. How this coffee mask works? Here is the review.

B E F O R E

I usually use this coffee mask when I forgot or skipped my night skincare routine, so I have to do the extra treatment the next morning such as applying a washed off mask. Or, when there are pimples appear on my skin. Below is my bare face look with pimples are on the left cheek and whiteheads are on the chin.

Before applying the mask, I clean my face with a face wash. Then, I put a toner by wiping it gently over my face.


D U R I N G

I mix the ground with enough water as you could see in the pic below. Then, I daub the coffee mask over my face. Fyi, there I sit down beside a fan so the mask is easy to dry hahaha. The dry mask is colored in brown-pastel or it looks like blending to my skin color. Normally (without settling down near a fan), I need to wait for 15-30 minutes until the mask dries and is ready to be washed off.

I feel so much refreshed when the mask is started to apply to my skin. I think my brain enjoys it, too. Lol. Once it is going to dry, it is strongly gripping my skin. I love the sensation, anyway. Probably that is the way it works taking any dirt on my face.

The gripping sensation reminds me of Aztec Secret Indian Healing Clay Mask. No no, actually Aztec gives multiplies stronger gripping effect than this one.


A F T E R

I rinse the mask off after 10 minutes of usage. It dries faster than it should be because, as I said before, I was sitting down near the fan hahaha. So here is a look after using Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask. My face looks brighter, the acne on the left cheek is going to be drier, and the whiteheads on the chin has gone.

Well, I have to tell you this interesting one: when I squeeze my nose, the long whiteheads are pushed out on the skin surface. It, again, reminds me of Aztec Secret Indian Healing Clay Mask that gives a similar effect.

After that, I usually wipe my face with hydrating toner to make sure that my face is clean before applying the next skincare products such as essence, serum, and so on.



A S  A  B O D Y   M A S K   U S E S 

This coffee mask can be also applied to your body. I love to use it as a body scrub when I am too lazy to apply the real body scrub to peel my skin out. Lol.

How to use it as a body treatment?

Well, it is very simple. You just need to pour enough water into the coffee ground. Then, mix it until it is shaped like cookie dough. Apply the mask all over your body. Let it half dry. Rub the scrub gently to your skin. Rinse it off. You will feel your skin softer automatically.

One thing to be highlighted after scrubbing with Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask is, you cannot leave your bathroom right after rinsing it off with water. What I do next after it is, I washed my skin with a body wash using a shower puff to clean the residue that is remained on my skin. If you do the same thing as I do, you will see that your puff is fulfilled with that brown-residues.

After bathing, the coffee's smell would be stuck on my body for a day. That is a good point. Furthermore, my skin gets smoother so I can easily rub body lotion on my dry skin.


H. PRICE

You could get Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask for only Rp 25.000. Where to buy? You can find it over the online marketplaces such as Shopee, Tokopedia, and so on. If you are living in Kudus, you could find it in Rania store. *not sponsored


I.  TARGETTED CONSUMERS

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask is mainly served for you who is pursuing youthfulness. Moreover, if you need something to brighten and to smoothen skin texture, also help your acne problem, you have to try this one.


J.   CONCLUSION

Does the real result really walk its claim? According to my experience, yes, it does. It helps to neutralize my dry skin (especially if it is used as a body treatment) and keep my skin moist.

There are pros and cons to this product.

Pros:

+ Handy packaging

+ Give brightening instant effect

+ Smoothen my skin

+ Help my skin easier to absorb next skincare products

+ My skin looks fresher after using this mask

+ The price is affordable

Cons:

-   The packaging is not equipped with an unlocked zipped to keep the mask is in the pack

-   It takes time to make the mask ready to use since it is formed in powder so we need to mix it with water first.

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask is now easier to find over the online and offline stores at affordable prices. I do recommend this to you who seek for brightening instant effect. 

Facing the first contra that I have mentioned above, I do not assume it as something really bad. It can be solved by wrapping a rubber to the packaging then save it safely. Well, I used Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask since 2015 when I was in college until now. Do I recommend this mask? Sure. I already repurchased it several times.


Have you tried this coffee mask?


Source:

Adrian, dr. Kevin. March 20, 2018. "Masker Kopi untuk Kulit Awet Muda". Link. Accessed on November 03, 2020.

read in English

Flashback dulu ya. Jadi mulai tahun 2013 sampai tahun 2016 lalu akutuh sempat mengalami yang namanya break out di wajah - jerawatan semuka-muka, sampe ke leher juga - yang mengakibatkan aku harus mengonsumsi produk skincare dari spesialis kulit. Ga cuma obat luar yang dioles-oles ke muka, aku juga dapet semacam pil untuk diminum. Obatnya buanyak banget saking parahnya jerawatku. Sejak saat itu, aku cuma berani pake skincare yang dikasih sama dokter karena ya percaya aja deh, ga usah macem-macem dulu. Bahkan untuk pake masker yang dijual di pasaran, iya, masker yang notabene hampir ga ada side effect-nya karena cara kerjanya yang tidak semaknyus serum, akutuh ga berani. Jadi ya selama itu aku cuma pakai basic skincare kayak sabun cuci muka, krim pagi, dan krim malam. Setelah sekian tahun hidup tanpa masker, baru deh sekitar tahun 2014 aku nyari-nyari masker yang dijual di klinik itu, maskernya masker green tea. Maskernya udah cocok di muka, jerawat juga bisa terkendali, tapi sayangnya aku kesulitan buat repurchase masker ini kalo abis. Soalnya aku kan kuliah di luar kota, pas pulang kampung tuh kadang ga sempet dateng ke klinik buat beli maskernya. Lah kenapa ga beli online? Seingetku dulu kliniknya belum melayani pembelian secara online deh, jadi harus datang langsung ke tkp.


Nah dari sini kisahnya dimulai. Karena kesulitan repurchase masker green tea itu, akhirnya aku scrolling Instagram dan Twitter nyari-nyari produk drusgtore yang bisa meredakan jerawat. Sek sek, emang harus maskeran ya? Anu, ngga sih. Eh harus. Eh, pokoknya aku ngerasa mukaku keliatan lebih bagus kalo abis maskeran. Dah, lanjut. Ketemulah sama Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask yang saat itu lagi booming katanya bisa nyembuhin jerawat. Trus akhirnya kebeli juga tuh masker dan kupakai hampir setiap hari soalnya efeknya bagus di kulit. Jadi aku pake masker ini pas lagi pake produk perawatan dokter? Iya, hehe. Tapi kalo kamu mau ngikutin, sebaiknya konsultasikan sama dokter kulit kamu dulu ya.

Kalo kamu belum ngeh sama Bali Alus, Bali Alus itu merk produk perawatan tubuh yang berasal dari Bali, Indonesia. Biarpun komposisi yang digunakan berasal dari bahan-bahan alami, produk Bali Alus sebenernya udah go international loh guys. Produk-produk yang dipasarkan meliputi produk perawatan rambut, wajah, badan, sampai kaki. Lengkap! Untuk maskernya sendiri terdiri dari beberapa varian seperti coklat, green tea, black tea, dan masih banyak lainnya. Kamu bisa pilih salah satu yang sesuai dengan kebutuhan kulitmu.

Baiklah mari kita gali lebih dalam tentang Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask.

 

A. KEMASAN

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask dikemas dalam kemasan plastik seperti pada gambar di bawah. Untuk varian kopi, masker ini dikasih label warna coklat tua. Di bagian depan kemasan, tertera merk produk (Bali Alus), nama produknya, nama varian (kopi), nomor POM, dan nettonya: 100 gr.

Sementara di bagian belakang kemasan, ada penjelasan komposisinya apa aja, klaim produknya, dan cara pemakaiannya.



Meskipun kemasannya sangat handy dan ga makan tempat kalo dibawa kemana-mana, tapi menurutku dia akan lebih keren lagi kalo dilengkapi sama fitur unlocked zipper. Jadi pas kemasannya udah dibuka, bisa ditutup lagi dengan rapi. Kalo kemasan yang sekarang itu kan agak beresiko isinya tumpah ke mana-mana apalagi kalo nyimpennya kurang hati-hati. Kalo aku sih biasanya ujung kemasan yang udah dibuka itu kulipet trus aku tahan pake paper clip atau diisolasi aja. Atau kamu juga bisa mindahin masker ke botol atau toples atau tempat lain menrut kamu lebih aman.


B.  TEKSTUR DAN AROMA

Tekstur

Dia tuh teksturya kayak bubuk kopi tapi agak sedikit kasar. Nah si kasar-kasarnya ini bisa digunakan sebagai scrub sambil bilas masker.

Aroma

Masker ini aromanya lebih mirip bau coklat sih daripada bau kopi.

 

C. KLAIM

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask membantu menetralkan kulit kering dan mempertahankan kelembaban kulit.

 

 D. KANDUNGAN PRODUK

Kandungan

Coffee Arabica seed extract, Coco Nucifera Oil, Kaolin, Olea Europaea Oil.

 

Manfaat

Karena kandungan utama masker ini adalah kopi, jadi kita bahas lebih dalam tentang kopinya aja ya. Kopi sendiri mengandung antioksidan, kafein, dan kolagen.

Antioksidan

Kopi, khususnya kopi Arabika, mengandung antioksidan kuat yang memiliki kemampuan untuk memperbaiki tampilan garis halus, keriput, dan pigmentasi berlebihan pada kulit. Antioksidan juga berguna untuk mencegah radikal bebas yang bisa membuat kulit kita terlihat tua. Radikal bebas dapat ditimbulkan dari asal rokok dan radiasi yang menyebabkan penuaan dini.

Kafein

Kafein pada kulit dapat melindungi kulit kita dari radiasi sinar UV dan mempelambat proses penuaan pada kulit.

Kolagen

Berita bagus nih buat (((kita))) yang pengen awet muda. Kopi memiliki kemampuan untuk meningkatkan produksi kolagen dan memperlancar sirkulasi darah di kulit kita.

 

E. CARA PENGGUNAAN

Jadi gini, kamu bisa ikutin kelima cara berikut yah.

1. Ambil masker secukupnya

2. Campurkan dengan sedikit air

3. Oleskan masker ke seluruh permukaan kulit wajah dan/atau kulit tubuh

4. Diamkan selama 15-30 menit

5. Bilas dengan air dingin atau air hangat

6. Gunakan masker dua kali seminggu untuk hasil maksimal

 

F. HARAPANKU SEBELUM MENGGUNAKAN BALI ALUS TRADITIONAL SPA COFFEE FACE AND BODY MASK 

Sebenernya aku ga punya ekspektasi apa-apa sebelumnya akan produk ini. Ga ding, aku cuma berharap dia ga bikin mukaku makin jerawatan. Dah itu aja.

 

G. REVIEW

Jadi aku kan udah pakai Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask selama hampir 5 tahun kan. Waw, lama juga ya. Oh ya, aku juga sempat pake masker ini sebagai treatment sebelum pakai make-up untuk acara wisuda bulan Januari 2017 lalu.

Sebagus apa masker ini? Yuk simak pengalamanku di bawah.


S E B E L U M  P E M A K A I A N  M A S K E R

Akutu biasanya pake masker ini kalo malemnya lupa skinkeran, hihi, jangan ditiru ya. Iya, karena malemnya lupa bersihin muka, jadi paginya harus ekstra bersihinnya dengan pakai masker yang sekiranya bisa menyerap kotoran secara maksimal. Oh, atau, kalo lagi jerawatan juga biasanya aku ngandelin masker ini soalnya dia tuh bisa bikin jerawat lebih cepat mengering. Foto di bawah adalah keadaan wajahku yang polosan tanpa mekap, ada jerawat di pipi kiri dan komedo putih di dagu.


Sebelum mengaplikasikan masker, aku cuci muka dulu pake sabun. Abis itu aku bersihin lagi pake toner yang dituang ke kapas.

 

S A A T   P E M A K A I A N   M A S K E R

Pertama, aku campur masker dengan air secukupnya. Trus, kuolesin maskernya ke seluruh muka. Eh kalo di gambar ada bagian masker yang kering, itu karena aku duduknya di deket kipas yah hahaha jadi cepet keringnya. Normalnya sih masker ini keringnya antara 15-30 menit. Masker yang udah kering warnanya lebih ke coklat pastel, kayak menyatu sama warna kulitku ya. 

Rasanya seger banget pas maskernya diolesin ke muka, dingin-dingin adem gimana gitu. Etapii ketika maskernya udah mulai mengering, bakal berasa tuh sensasi kulit ketarik-tarik berasa dicengkeram dengan kuat. Agak perih sih tapi aku suka sensasinya. Mungkin itu cara kerja masker dalam mengangkat sisa-sisa kotoran atau residu mekap di wajah.

Bicara soal cara kerjanya yang mencengkeram kulit, aku jadi inget sama Aztec Secret Indian Healing Clay Mask. Tapi Aztec lebih kenceng lagi sih narik kulitnya. Lebih perih.

 

S E T E L A H   P E M A K A I A N  M A S K E R

Setelah 10 menit pemakaian, aku bilas maskernya pake air dingin. Lah cepet amat 10 menit udah kering? Lah iyak kan aku makenya sambil anteng di deket kipas jadi cepet keringnya hahaha. Jadi ini penampakan wajah aku setelah menggunakan masker kopi dari Bali Alus. Pas ngaca sih muka keliatan lebih cerah, eh lebih putih dikiit, putihnya tuh kayak dipakein bedak tabur tipis-tipis. Trus jerawat di pipi juga mulai mengering dan keras, walaupun warnanya masih merah. Komedo putih didagu… ilang. Ketarik sama maskernya.

Yang menarik adalah, pas aku mencet hidung, komedo putih yang ada di dalam kulit jadi kedorong keluar ke permukaan kulit. Hal ini bisa sama persis kejadian kalo kamu abis pake masker Aztec.

Abis maskeran biasanya aku bersihin lagi mukaku pake hydrating toner untuk memastikan kalo kulit aku bener-bener bersih sebelum menggunakan rangkaian produk skincare berikutnya.

 

S E B A G A I   M A S K E R   T U B U H 

Masker kopi ini juga bisa digunakan sebagai masker tubuh. Biasanya sih aku pake masker ini sebagai scrub, kalo aku lagi males pake lulur beneran ya. Hehehe.

Gimana cara pakainya?

Gampang. Diadon dulu maskernya dengan sedikit air, lalu usapkan ke seluruh tubuh. Pas udah setengah kering, gosok ke kulit secara perlahan. Abis itu bilas. Nah kamu bakal ngerasain kulit kamu halus mulus seketika.

Satu hal yang perlu digarisbawahi setelah luluran pakai Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask, kamu masih butuh untuk sabunan lagi. Hah? Soalnya dia tuh meninggalkan residu masker yang berwarna coklat. Kalo aku biasanya abis scrub-an langsung gosok-gosok badan lagi pake shower puff yang udah dituang sabun. Ntar deh coba liat, busa sabun yang tadinya bening berubah jadi coklat.

Wangi masker yang nempel ke badan bisa bertahan seharian loh guys. Selain itu, yang paling penting, kulitku yang kering ini bisa jadi halus dan lembab. Jadi lebih mudah aja buat diolesin body lotion abis itu.


H. HARGA

Kamu bisa dapetin masker kopi dari Bali Alus ini dengan harga sekitar Rp 25.000. Belinya di mana? Di mana aja bisa, di toko online kayak Shopee, Tokopedia, dll juga udah banyak yang jual. Atau kalo kamu yang domisili di Kudus, kamu bisa beli maskernya di toko Rania. *not sponsored

 

I.  SASARAN KONSUMEN

Bali Alus Traditional Spa Coffee Face and Body Mask cocok untuk kamu yang membutuhkan masker untuk mencerahkan dan menghaluskan tekstur kulit, juga meredakan jerawat yang meradang.

 

J. KESIMPULAN

Jadi apakah khasiat masker ini sesuai klaimnya? Berdasarkan pengalaman maskeranku, IYA. Dia bisa membantu menetralkan kulitku yang kering (apalagi kalo dipake scrub-an ke badan, sangat nolong banget) dan mempertahankan kelembaban kult.

Kelebihan dan kekurangan produk

Kelebihan:

+ Kemasan simpel, enak dipegang, ringan, ga makan tempat kalo dibawa ke mana-mana

+ Memberikan efek mencerahkan yang instan

+ Melembutkan kulit

+ Membantu kulit agar lebih mudah menyerap skincare selanjutnya

+ Kulit terlihat lebih segar setelah menggunakan masker

+ Harga sangat terjangkau

Kekurangan:

-   Kemasan belum dilengkapi dengan fitur unlocked zipped agar masker tidak mudah tumpah

-   Harus nyampur bubuk maskernya dulu ke air baru bisa dipake


Apakah masker ini layak untuk direkomendasikan? Iyap. Aku beberapa kali repurchase masker ini sejak 5 tahun lalu uwuuwuw sweet banget ga sih. :’)

 

Eh kamu udah nyobain masker Bali Alus yang varian apa aja?

 

Sumber:

Adrian, dr. Kevin. 20 Maret 2018. "Masker Kopi untuk Kulit Awet Muda". Link. Diakses pada 3 November 2020.

baca dalam bahasa Indonesia

Last October, I just finished two personal care products - not as much as September Empties, they are shampoo and micellar water. The shampoo still comes from Tresemme, my kind of favorite haircare lately, and micellar water that contains oil-infused from Garnier.




1.      Tresemme – Scalp Care Anti Dandruff & Anti Hair Fall Shampoo

Do I always use this shampoo for years? No. Back then, I used to move to another brand that might polish my hair to look silkier but unfortunately, my hair was falling out during using it. So I thought that I need to come back to Tresemme. One thing that I love about this shampoo: my hair still easy to manage even I missed using hair conditioner. No, no, that does not mean I always skip for hair conditioner. Besides, Tresemme – Scalp Care Anti Dandruff & Anti Hair Fall can maintain my scalp health by keeping it away from dandruff and hair fall. However, this shampoo could not overcome hair fall caused by stress. Am I going to repurchase this one again? No. I will not repurchase it because I have already the stock. Hihi.


2.      Garnier – Micellar Oil-Infused Cleansing Water

I remember how I got this micellar water for the first time. I was on my way realizing that I forgot to bring my face cleanser, so I came to Indomaret (a kind of mini market in Indonesia) to look for a cleanser in travel packaging. I bought this one because as it is written, it contains oil that may simplify my cleansing routine. Garnier – Micellar Oil-Infused Cleansing Water really got my attention, it has a good impression. It quickly removed make-up from my face and it just left my face clear. Hereinafter, I use this micellar water as my first step cleanser (when I do not use any make-up or just light make-up) or my second step cleanser (after olive oil/cleansing balm if I wear heavy make-up the whole day). Do you know guys if this lovable one has the ability to remove waterproof make-up? You have to try it.

In this Micellar Oil-Infused Cleansing Water, Garnier combines micellar technology (a facial cleansing technology that consists of 90% water, then it formulated with a micellar molecule that has the ability to catch the impurities quickly) with argan oil. Argan oil contains vitamin E in it that is good for skin health such as moisturizing the skin, helping skin regeneration, overcoming acne, and healing wounds.

Does it safe to apply to acne-prone skin? So far it safes, at least in my skin. It does not serve irritation or more acnes.

Now, how about you? What products have you spent last month?

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

BLOG ARCHIVE

  • ▼  2025 (6)
    • ▼  Mei (2)
      • 15 Skincare Products I’ve Used Since Early 2025. W...
      • 15 Skincare yang Aku Pakai Sejak Awal 2025. Mana y...
    • ►  Januari (4)
  • ►  2024 (24)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (56)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (54)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2020 (50)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)

POPULAR THIS WEEK

  • Review Some by Mi - AHA BHA PHA 30 Days Miracle Cream Setelah 7 Bulan Pemakaian
  • Haluskan Rambut Kering dan Kasar dalam Sekali Pemakaian Makarizo Hair Energy Fibertherapy Hair & Scalp Creambath – Royal Jelly Extract
  • Review Wardah Crystal Secret
  • Review Scarlett Whitening Body Care (Pomegranate Shower Scrub, Romansa Body Scrub, & Freshy Body Lotion)
  • Udah Coba Avoskin Miraculous Refining Toner? Toner Eksfoliasi Harian yang Bisa Bantu Atasi Maskne-ku! [Review]
  • Bye Kulit Kusam! [Pengalaman Memakai Azarine Purifying Deep Cleansing Clay Mask]
  • Body Sunscreen dengan Karakter BT21, Aromanya Enak! [Azarine Bodyguard Moisturizer Sunscreen Serum SPF 50 PA++++ Review]
  • Review: Vaseline Repairing Jelly (Lembabkan Bibir Hingga Siku, Bisa Jadi Base Eyeshadow Juga!)
  • Review Votre Peau Brightening Essence beserta Manfaatnya yang Mencerahkan, Melembapkan, dan Aman untuk Kulit Berjerawat
  • Why I Swear by means of Makarizo Hair Energy Creambath for Managing Dry, Frizzy Hair

FRIENDS

MEMBER OF

beautynesiar
Hijabers Beauty Blogger & Vlogger
Blogger Perempuan
Jakarta Beauty Blogger

SOCO VOUCHER CODE: SBN03E209

SOCO VOUCHER CODE: SBN03E209

BLOG STATS

ABOUT ME

Kudus, Indonesia based beauty blogger.

Hi, I’m Dian! You can find me on social media and my blog, where I share my experiences with beauty products and how they work on my post-acne skin. My journey with acne was tough, but it’s what led me here. Back then, beauty bloggers helped me discover the right products, and now I feel like it’s my turn to give back.

Through fun and relatable reviews, I’m here to help you find the best products for your skin type. Let’s navigate the world of beauty together! Let’s get in touch for any inquiries: radianikulsum@gmail.com

radianikulsum

EmbedSocial Instagram widget

Copyright © A Beauty Journal by Radiani. Designed by OddThemes