Apakah Beauty Blog Masih Relevan di Tahun 2021?

Beberapa judul artikel yang mempertanyakan keberadaan blog di zaman yang sudah dikuasai oleh para Youtuber ini banyak yang menggunakan kata “relevan”. Yaudah aku pake juga deh wkwk. Sebelum memutuskan untuk menggunakan kata relevan lebih lanjut, aku mau cari tau arti kata tersebut menurut KBBI. Ya biar pakem aja gitu.

relevan/re·le·van/ /rélevan/ a kait-mengait; bersangkut-paut; berguna secara langsung

Oke. Apakah blog masih berguna secara langsung? Maksudnya, apakah blog masih ada gunanya? Maksudnya lagi, apakah blog masih berguna di tahun ini, tahun depan, dan tahun-tahun berikutnya?

Masih.

Engga, ini aku ga lagi duduk depan bola kristal sambil bacain mantra kok, hahaha.


Satu dua bulan pertama bikin beauty blog ini, aku sering dapet pertanyaan seperti: “emang blog masih rame, ya? Emang masih ada yang baca blog, ya? Kenapa ga nge-Youtube aja, sih? Daripada cape-cape nulis ga ada yang baca mending nge-Youtube aja dapet duit”. Pertanyaan serupa juga sempat terlontar dari seorang audience pada sebuah Instagram live-nya @bloggerperempuan dalam memeringati Hari Blogger Nasional tanggal 27 Oktober lalu, “Apakah blog masih hot?”.

Jauh sebelum akhirnya aku membuat blog ini, aku udah googling tentang seberapa efektif kah blog itu sendiri di era yang udah serba audio visual. Sayangnya, jawaban yang aku cari ga sepenuhnya terjawab melalui artikel-artikel (berbahasa Indonesia) yang aku baca. Kebanyakan dari mereka hanya memaparkan dari segi keuntungan (uang) yang didapatkan dari blog. Yaa mungkin maksud dari “relevan” menurut khalayak adalah hubungannya dengan menghasilkan cuan dengan cepat. Kalo bisa lebih cepat dari dukun bertindak. Atau, kalo bisa baru bikin blog kosongan tiba-tiba udah dapet notif dari m-banking. Yha. Padahal, menurut aku pribadi, blog kan lebih dari sekadar uang. Bentar, kok jadi songong? Hehe gak yah. Ga berhenti sampai di situ, akhirnya aku buka Youtube buat nontonin beberapa video dari Youtuber luar negeri (Amerika) yang membahas seluk-beluk dan aktivitas mereka sebagai blogger. Dari sini aku bisa sedikit menarik gambaran kalau di luar sana tuh sebenernya blog masih hidup dan membara dibanding di sini yang suaranya riuh rendah. Lagian pertanyaan (atau perdebatan) tentang apakah ngeblog masih relevan atau engga itu kayanya bakal jadi never ending topic yang seharusnya ga perlu-perlu amat dipusingin. Simpelnya, kalo mau ngeblog ya ngeblog, kalo engga ya engga. Jadi harus start with why. Jawabannya tentu bakal subjektif.

Jadi kenapa kamu ngeblog, Yan? Karena menurutku blog ini masih relevan, masih dibutuhkan. Aku bahas pelan-pelan yaa.

 

Memilih Blog Sebagai Beauty Sharing Platform

“Kenapa blog?”

Simpelnya, karena aku suka nulis. Alasan aku bikin beauty blog ini murni untuk sharing review skincare dan membahas topik-topik yang berhubungan dengan beauty.

“Iya, kenapa blog? Kenapa ga di Instagram aja yang orang-orang lebih suka nongkrong di sana selama berjam-jam?”

Memilih blog sebagai media untuk berbagi informasi kecantikan karena di blog aku bisa menulis dan memaparkan sesuatu sedetail mungkin. Tentu tulisan bakal jadi panjang banget dan untungnya blog sangat welcome dengan ribuan karakter yang kita kasih karena itulah fungsi blog. Tapi ada kalanya blog “menolak” tulisan yang terlalu panjang dan terlalu banyak gambar pendukung sehingga artikel tidak muncul di beranda blog kita, namun link artikel masih tetap bisa dibuka dan tulisan tetap bisa terindeks oleh google. Contohnya tulisan aku mengenai rekomendasi online shop yang tadinya ga muncul di homepage dan akhirnya aku pecah artikel tersebut menjadi beberapa bagian supaya bisa nongol di halaman utama. Meskipun aku suka nulis panjang-panjang, aku masih sering ngerasa kalo tulisanku tuh kentang alias kurang “membedah” wkwk. Ya kalo mau ngebahas tuntas sampe akar-akarnya nanti bikin buku aja ya Mbak, hehehe.

Kalau di Instagram, karakter yang disediakan di kolom caption itu kan sangat terbatas. Misal mau nulis review skincare di sana ya cuma bisa maparin poin-poin yang mau kita sampaikan aja atau sesuatu yang perlu di-highlight dari produk tersebut. Lalu apakah aku ga pakai Instagram? Ya pake dong, wajib itu hahaha. Instagram aku gunakan sebagai media ekspansi dari blog, jadi produk yang sudah atau akan aku review di blog bakal nangkring di sana. Blog tetap berfungsi sebagai pusaran platform-nya (rumah), sementara Instagram adalah tempat nongkrong dan bersosialiasi.

“Apa ga double posting?”

Sekilas iya ya, double posting. Udah nulis panjang-panjang di blog, masih harus nulis ringkesannya di caption IG. Tapi sebenernya itu adalah salah satu teknik SEO (Search Engine Optimization) yang perlu dijalankan untuk memaksimalkan performa blog. Hehehe. Gapapa juga sih, kan kita jadi bisa belajar gimana caranya bikin feed IG yang cakep. Ya, ga?

“Trus kenapa ga nge-Youtube aja biar gausah nulis panjang-panjang?”

Tidak menutup kemungkinan kalau blog ini bakal ekspansi juga ke Youtube dan apa yang aku sampaikan melalui video adalah bahasan yang sudah aku post di blog. Again, ini bukan sesuatu yang sifatnya kerja dua kali selama niatnya sharing. Semakin banyak ulasan atau penyampaian dapat “digapai” oleh massa melalui berbagai platform, semakin bagus. Kalaupun aku bikin video tanpa nulis juga kayanya ga bakal bisa hahahahaha, soalnya aku butuh melewati proses penulisan dulu biar nanti ngomongnya ga ngelantur ke mana-mana. (padahal ini juga udah ngelantur ke mana-mana ya bahasannya wkwk) Nah subjektif kan jawabannya. Ada mereka yang lebih kuat dari sisi speak up, bisa ceplas-ceplos ngomong tanpa harus bikin catetan dulu. Kalau aku tipikal orang yang mau ngebaca alur pikiran sendiri aja masih blur, ya sebaiknya ditulis dulu biar runut mau ngomong apa. Kalau kamu gimana nih?

“Jadi sebenernya beauty blog itu relevan buat siapa?”

In my humble opinion, beauty blog masih sangat dibutuhkan oleh berbagai pihak seperti blogger itu sendiri, pembaca blog, dan brand. Tidak hanya dibutuhkan, beauty blog juga bisa menguntungkan ketiga pihak tersebut. Oke kita bahas satu persatu ya.


1. Keuntungan beauty blog bagi penulisnya (beauty blogger)

Keuntungan yang aku bahas di sini sifatnya adalah intangible asset, jadi lebih ke investasi skill ke dalam diri blogger itu sendiri. Apa aja tuh?

a. Menjadikan beauty blog sebagai portfolio

Kalo kamu suka ngereview produk skincare, makeup, atau ngebahas topik kecantikan, kamu bisa jadiin tulisan yang kamu post di blog itu sebagai portfolio kamu kalo nanti mau jadi freelance writer atau masuk ke beauty industry bagian editorial. Ga hanya dua bidang itu aja, sebenernya masih banyak kesempatan lain juga yang bisa diraih dengan portfolio yang kamu suguhkan ini. Energy attracts energy, ya kan?

Oh yaa, kalo kamu ngerasa bisa nulis dalam bahasa Inggris atau bahasa asing lainnya ya manfaatkan aja, itung-itung mempertahankan dan memperlancar skill kamu satu ini biar ga sia-sia.


b. Membangun personal branding

Sekarang tuh kan eranya apa-apa personal branding, apa-apa personal branding. Padahal ga usah personal branding sebenernya ga bakal kenapa-kenapa juga kan ya? Antara iya dan nggak. Ga bakal kenapa-kenapa juga karena itu bukan sesuatu yang haram dan melanggar norma apapun. Tapi alangkah baiknya, sebaiknya iya. Balik lagi ke energy attracts energy, ketika kita membangun branding diri kita ini sebagai apa, orang bakal lebih mudah nemuin kita. Misal kita ngebranding diri kita sebagai beauty blogger, jadi mereka para brand yang lagi nyari beauty blogger bakal lebih mudah aja nyampe ke kita. Trus kita dapet apa? Ya dapet kerja sama~


c. Memperluas pasar usaha yang dimiliki

Ini nih poin utama setelah keutamaan-keutamaan yang lain hahaha. Kalo kita punya usaha online shop, jasa penulisan, jasa translate bahasa, jasa fotografi, atau jenis usaha lainnya, kita bisa promoin itu di blog. Pasang aja di bagian menu “shop” atau pajang di sidebar biar makin banyak orang yang tahu usaha kita.


d. Menambah skill baru

Tadinya kupikir ngeblog tuh yaudah cuma nulis aja mah gampang. Ternyata enggak wkwk. Blog ga hanya butuh tulisan tetapi juga foto yang menarik, penulisan blog perlu diimbangi keyword yang SEO-able, blog butuh disebarluaskan ke Instagram (dan berbagai sosial media lainnya yang berbasis gambar) yang mengharuskan kita belajar motret, ngedit foto, dan nyusun feed yang menarik. Selain itu untuk mempercantik tampilan blog kita juga perlu nyentuh-nyentuh coding dikit hahaha lama-lama jadi pengen belajar coding sampe tuntas biar bisa bikin website lagi trus dibisnisin. Jadi ke mana-mana kan skill-nya? Tentu masih ada banyak skill lain yang bisa digali berangkat dari dunia perbloggingan ini.


2. Keuntungan beauty blog bagi pembaca

“Semua akan kembali ke google”

Itu yang aku dapatkan dari live Instagramnya @bloggerperempuan. Apakah aku mengiyakan? Jelas. Bukan, bukan karena aku blogger jadi aku ngelus-ngelus ego sendiri dengan mengiyakan opini (yang lebih cenderung ke pernyataan) tersebut. Sebelum aktif ngeblog pun, akutu ga jarang lari ke google kalo mau nyari tahu sesuatu. Misal, nyari review produk skincare A. Abis nonton review di Youtube, pasti aku baca review dari tulisan para beauty blogger. Gatau kenapa kayak aku lebih “kenyang” aja kalo abis baca review berbentuk tulisan. Mungkin karena aku kurang suka ngabisin waktu buat nontonin opening video dan lebih suka buat skip skip ke poin yang aku butuhkan?

Setiap kata atau tulisan di artikel blog akan dengan cepat “ditangkap” oleh Google, sehingga lebih mudah ditemukan oleh pembaca melalui keyword yang mereka cari. Berbeda dengan Youtube, keyword yang bisa ditangkap oleh google adalah keyword yang ada pada judul dan caption singkatnya saja.


a. Dari segi waktu

Tidak selamanya audience mencari informasi tentang suatu produk melalui review di Youtube. Mungkin sebagian iya, sebagian lainnya masih menikmati review dalam bentuk tulisan. Dari segi kesempatan (waktu) yang dimiliki pembaca, Youtube dan blog memiliki kegunaan masing-masing. Orang-orang bakal nontonin review di Youtube kalo mereka lagi senggang, atau cuma dengerin suara orang ngomong sambil mereka tetap menjalankan aktivitas… ya biar ga sepi-sepi amat. Nah kalo blog, blog bisa jadi sangat bermanfaat buat mereka yang butuh informasi dalam waktu singkat. Misalnya, mereka udah di depan konter skinker nih bingung mau beli produk A atau produk B, yaudah mereka bisa googling bentar sebelum ambil keputusan. Mereka bisa search keyword yang dicari trus skip skip langsung ke poin yang dituju, ringkes kan? I mean, kan ga mungkin juga orang udah sampe toko mau beli barang trus nontonin video Youtube dulu “hay ghaisss” alias kelamaan. Atau ada yang begini sih? Oh aku salah ya? :3 Sebenernya ini berangkat dari pengalaman aku pribadi sih. Ga hanya pas mau beli skinker aja, tapi juga beli laptop, dan beli handphone. Beberapa kali aku bilang ke yang jualan, “bentar ya, Mbak” trus aku googling bentar deh wkwkwk. Selain itu orang-orang yang lagi antre dokter, nunggu makanan dateng, nemenin temen lembur, antara mau nyari review di Youtube atau blog, kemungkinan besar akan lari ke blog. Iya kalo nonton Youtube pas lagi antre di dokter nanti ga kedengeran pas dipanggil. :’)


b. Tulisan di blog bisa di-capture

Selain itu, review produk di blog juga bisa di-capture. Ini memudahkan pembaca kalo ada hal-hal penting yang mau mereka inget-inget sebagai pertimbangan sebelum membeli produk.


c. Pemetaan topik yang memudahkan pembaca

Jadi blog itu kan sebagai wadah dari tulisan-tulisan yang ada dan sebagai rumah virtual bagi si bloggernya. Di blog, tulisan bisa tersimpan dengan rapi, ada menu-menu yang ibarat kata adalah laci tempat penyimpanan tulisan kita. Misal kalo di blog ini mau cari review soal Toner, yaudah cari aja tuh di menu Personal Care -> Skincare -> Toner, jadi ada pemetaannya gitu yang bisa memudahkan para pembaca mencari apa yang dibutuhkan. Beda halnya dengan miniblog di Instagram, kalo mau nyari bahasan yang diperlukan ya harus scroll satu-satu sampe bawah.


3. Keuntungan beauty blog bagi beauty brand

I think, beauty industry ga akan pernah mati. Dari dulu sampai sekarang, perempuan masih menyukai dan membutuhkan produk perawatan kulit dan makeup. Kaum laki-laki pun saat ini sudah banyak yang sadar akan kebutuhan merawat diri. Untuk ke depannya gimana? Ya selama manusia masih ada, manusia akan tetap memiliki kebutuhan untuk skinkeran, untuk dandan, dan selama itu pula beauty industry kemungkinan malah bakal lebih kenceng lagi kiprahnya.

“Lalu hubungannya beauty blog sama beauty industry, apa nih?”

Oh sangat berhubungan sekali. Baik dari pihak blogger, pembaca, dan brand akan saling berkaitan. Beauty blogger yang hobi skinkeran dan dandan bakal make produk dari suatu brand kemudian mengulasnya dalam bentuk tulisan. Pembaca yang mencari informasi tentang produk tersebut juga terpuaskan oleh tulisan yang memberi mereka insight. Sementara brand, secara tidak langsung diuntungkan melalui jejak nama produk mereka yang terindeks oleh google. Dengan blogger mencantumkan link website suatu brand, itu akan bisa membantu meningkatkan traffic website brand tersebut dan membantu penjualan mereka. Itung-itung sedekah dan berbuat baik pada sesama, hihi. Semakin banyak orang mengulas produk suatu brand, semakin lekat dan dekat lah brand tersebut di kepala kita sebagai konsumen. Misal lagi jalan ke Guardian, trus ngeliat produk A. Pasti kan kita mikirnya, “oh ini kan brand yang kemarin direview sama si Mbak ini, Mbak Itu, dan Mbak Ono” dan kita cenderung akan lebih membeli produk yang sudah banyak di-review daripada yang belum di-review (karena menurut kita produk tersebut masih asing).

 Jadi intinya, apakah beauty blog masih relevan di tahun 2021?

Masih dong. Blog akan tetap berperan sebagai salah satu media berbagi informasi. Beauty blog mengambil peranan sebagai bagian dari ekosistem beauty industry. Ga hanya beauty blog aja sebenernya yang masih bisa relevan, techno blog, food blog, dan fashion blog masih tetap diperlukan oleh masyarakat. Simpelnya (ini poin agak random yang muncul di kepala sih), selama media berita online masih ada, website apapun masih ada, google dan mesin pencarian lainnya masih berdiri, dan internet masih ada di dunia ini, selama itu pula blog masih bisa bernafas.

Kalo menurut kamu, mending lanjut ngeblog atau rakit PC ngga?

8 Comments

  1. Lengkap banget ini, Mbak Diaaaaaaan. Menenangkan hatiku banget ini post😍. Thanks banget, Mbak. Soalnya ada rasa galau juga saat memulai ngeblog, apakah blog bisa tetap eksis atau malah sudah mulai ditinggalkan sama orang-orang gara-gara sudah ada YouTube, Instagram, tik tok, dan lain sebagainya.😭

    Dulu aku pernah baca sebuah feed dari salah satu akun content creator yang banyak banget followernya di Instagram. Dia bilang: blog itu hidup segan, mati tak mau. Rasanya agak sedih ketika membaca kalimat itu. Apa benar seperti itu? Membaca kalimat itu juga cukup membuatku galau, enaknya terus ngeblog atau ganti platform.😔

    Tapi setelah aku pikir-pikir, blog memang paling nyaman di aku. Algoritmanya stabil, gak berubah-ubah macam platform lain. Selain itu, blog juga pasti terindeks google. Jadi sampai sekarang aku stay di blog terus, sementara platform lain aku pake buat mendukung blog aja.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah terima kasih mbak rum sudah mau baca opini randomku ini hehe. iya, aku juga beberapa kali denger slentingan kalo blog tuh udah ga ada yang baca, agak medeni buat aku dulu yang baru mulai mau bikin blog hahaha. tapi yasudah, akhirnya nyari insight yang lebih luas lagi sampe akhirnya oke bikin aja.

      ga hanya persoalan mau bikin blog atau ngga, mau ngelakuin hal lain juga sebaiknya berdasar "why" yang jelas, ada rencana ke depannya mau diapain. toh misalkan blog memang sudah tidak ada yang baca, setidaknya blog masih bisa kita pakai untuk portfolio tulisan. :)

      betul, algoritma jelas. semakin blog berkembang, semakin rajin nulis, banyak yang baca, semakin tinggi pula kemungkinan postingan kita muncul di halaman google. dan memang selalu seperti itu dari dulu, ga berubah. semoga ga berubah juga hehehe.

      semangat ngeblognya, mbak rum! ^^

      Hapus
  2. Bagus banget tulisannya nih. setujuuuu sekali!

    Beauty blog masih sangat relevan, karena ya tidak semua orang suka melihat video, apalagi yang banyak bac*tannya hahahaha.

    Saya salah satu yang lebih suka baca ketimbang liat video, bahkan ketika saya browsing dan ketemunya youtube, saya lebih milih baca descriptionnya ketimbang pantengi videonya.
    Karena ya nggak punya banyak waktu buat liat itu.
    Dan saya yakin bukan hanya saya yang seperti itu :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. terima kasih mba reeyy :)

      beauty blog memang sangat membantu kita yang "buru-buru" nyari review produk yang mau dibeli. blogger bisa memaksimalkan peluang itu untuk benar-benar membantu pembaca memutuskan produk apa yang akan dibeli hehe.

      saya juga gitu mba, pengen cepet dapet informasi yang dibutuhkan. meskipun tulisan di artikel juga memiliki kemungkinan penyampaian yang bertele-tele tapi setidaknya bisa di-skip loncat ke bahasan yang diperlukan. :)

      btw mbak rey rajin banget nulis blognya aku jadi terpacu buat ikutan rajin jugaaa :')

      Hapus
  3. Hello from a fellow blogger!

    Walau saya nulis blog buat kepuasan dan ekspresi diri, kadang pertanyaan kayak gini muncul juga. Instagram is good to look at but still blog gives space for in-depth explanation of anything. Terus memang nggak enaknya Youtube adalah prolognya terlalu panjang tapi kalau mau ngeskip takut kelewat sesuatu yg penting :( Kalau blog kan ngeskipnya gampang ya hahaha. Optimis bahwa blog masih tetap akan ada yg nyari.

    Nice post, salam kenal! Walau sudah saling follow di IG, I don't think we have said hi properly before, so, hi!

    BalasHapus
    Balasan
    1. hai veraa!

      yepp, bener banget. skip2 tulisan di blog lebih mudah dan meminimalisir informasi yang terlewat. glad to know you!

      Hapus
  4. Kenapa gak ngeyoutube aja?

    Hey bund, bikin youtube jg gak gampang bund. Udah syuting, edit, upload, eh yg nonton sedikit. Walo uda coba konsisten tp ternyata msh lbh byk nyari saya buat nulis di blog. Jd ya sudah deh lebih serius aja di blog. Mungkin emg jalannya di situ bund 🤣

    Intinya ngeyoutube jg ga serta merta dpt cuan begitu saja. 🤭

    BalasHapus
    Balasan
    1. kak meeeell, aku ngakak bacanyaaa 😂😂

      maksimalin apa yg kita bisa, mau, dan suka dulu deh 😌 betul, semua butuh proses kok termasuk youtube ga serta merta abis "hai gaaiiss" langsung cuan wkwkwk 🙈🙈

      Hapus