A Beauty Journal by Radiani
  • About
    • About Me
    • Disclaimer
    • Terms of Service
    • Privacy Policy
    • Download Portfolio & Collaboration TnC
  • The Journal
    • Beauty
      • Brand
        • Abib
        • Adara
        • Airnderm
        • Avoskin
        • Azalea
        • Azarine
        • Azloe
        • Bali Alus
        • barenbliss
        • Base
        • Bless
        • Brunbrun
        • Buttonscarves
        • Byunest
        • Capella
        • Catrice
        • City Color
        • Colorrose
        • Cosrx
        • Dear Me Beauty
        • eBright Skin
        • Eileen Grace
        • Ellips
        • ElsheSkin
        • Emina
        • Focallure
        • Freeman
        • Fruitlab
        • Garnier
        • Hada Labo
        • Herborist
        • Innisfree
        • Jellys
        • Kleveru
        • L'oreal
        • Lacoco
        • La Tulipe
        • Lovana
        • Love Beauty and Planet
        • LT Pro
        • Madame Gie
        • Makarizo
        • Make Over
        • Maybelline
        • Mine Perfumery
        • Miniso
        • Mother of Pearl
        • Mutouch
        • Nacific
        • Nadfaskin
        • Nameera
        • Naturals by Watson
        • Nivea
        • Noera by Reisha
        • Numa-Skin
        • Nutrishe
        • Oh My Glam
        • Omniskin
        • Onix Fragrance
        • Organic Lombok
        • Palmolive
        • Physiogel
        • Pinkberry
        • Piw Piw
        • Pixi
        • Pixy
        • Pond's
        • Premiere Beaute
        • Pyunkang Yul
        • Raecca
        • RANS Beauty
        • Red-A
        • Reglow
        • Re.set the Skin
        • Rintik Skincare
        • Rojukiss
        • Saafar Beaute
        • Safi
        • Scarlett Whitening
        • Silky Girl
        • SKII
        • Skin Dewi
        • Skinfood
        • So Natural
        • Some by Mi
        • Somethinc
        • St. Ives
        • Sugarpot
        • Surface+
        • Syuga
        • Teratu Beauty
        • The Body Shop
        • The Ordinary
        • Three
        • Total Care
        • Tresemme
        • Vaseline
        • Viva
        • Votre Peau
        • Vitalis
        • Wardah
        • Wild Habit
        • Y.O.U
      • Make-Up
        • Blush On
        • Cushion
        • Eyebrow Pencil
        • Eyebrow Pomade
        • Eyeliner
        • Eyeshadow
        • Foundation
        • Lip Balm
        • Lip Cream
        • Lip Gloss
        • Lipstick
        • Mascara
        • Primer
        • Setting Spray
      • Personal Care
        • Face Care
          • Cleansing Balm
          • Cleansing Oil
          • Emulsion
          • Essence
          • Eye Serum
          • Face Mist
          • Face Oil
          • Face Scrub
          • Face Wash
          • Mask-Clay
          • Mask-Hydrating
          • Mask-Peel Off
          • Micellar Water
          • Moisturizer
          • Rose Water
          • Serum
          • Sheetmask
          • Sleeping Mask
          • Sunscreen
          • Spot Cream
          • Toner-Exfoliating
          • Toner-Hydrating
          • Tonic
        • Body Care
          • Armpit Care
          • Body Lotion
          • Body Mask
          • Body Scrub
          • Body Serum
          • Body Wash
          • Deodorant
          • Shower Gel
          • Shower Oil
          • Shower Scrub
          • Stretch Mark Oil
          • Stretch Mark Cream
          • Sunblock
          • Waxing
        • Foot Care
          • Foot Spray
        • Hair Care
          • Hair Creambath
          • Hair Fragrance
          • Hair Vitamin
          • Shampoo
        • Lip Care
          • Lip Serum
        • Mouth Care
          • Mouth Wash
        • Scent
          • Eau de Parfum
          • Eau de Royale
          • Eau de Toilette
          • Extrait de Parfum
      • Tool
        • Shower Puff
    • Business
      • Tents
    • Fashion
    • Travel
      • Hotel
  • socioplate.co

First thing first,

I think I am now living in a world I have been dreaming of.

Tapi masih sebagai newbie. Lebih newbie dari newbie sih, apa ya nyebutnya? Baby step? Fase awal memulai kehidupan baru, di dunia yang baru, dengan langkah yang masih tertitah. Dari yang semula tidak tahu ke mana akan melangkah, tidak tahu tanah mana yang akan kuinjak. Ada untungnya membiarkan diri bangkit sendiri setelah (((nyusruk))) sendiri tanpa arah. Gapapa, namanya juga first time.

Salah satu hal yang ingin aku wujudkan dari beberapa tahun lalu adalah nulis di blog, nge-review skincare, make-up, dan printilan-printilan beauty lainnya. Tiap lagi skincare-an malem tuh bawaannya pengen nyeritain perjalanan kulit muka aku bisa sampai kayak sekarang, secara dulu jerawatan buanyak banget. Siapa tahu kan ya ada orang di luar sana yang sedang jerawatan juga dan butuh referensi produk untuk meredakan masalah kulitnya, khususnya mereka yang memiliki jenis kulit yang sama seperti aku. Trus sekarang apakah aku sudah terbebas dari jeratan jerawat? Bisa dibilang sudah, tapi masih suka muncul jerawat kalo mau menstruasi. Selain jerawat, saat ini aku juga sedang fokus menangani masalah aging di kulit dengan menggunakan produk anti-aging yang aman digunakan di kulit berjerawat.

Kemudian make-up. Aku mulai tertarik dengan make-up dari tahun 2014, awalnya iseng beli kuas, lalu merambat ke lipstik (sampe sekarang juga masih addict banget sama lipstik hahaha). Kurasa ga ada salahnya juga aku sharing make-up karena selalu ada impresi dari masing-masing produk yang kupakai. Dari skincare dan make-up akan muncul masalah-masalah yang sering terjadi di kehidupan kita khususnya para beauty enthusiast, kayak ‘gimana caranya tetep bisa jajan skincare dan make-up tapi ga bikin bokek’ atau ‘kemasan skincare yang udah pada abis itu enaknya langsung dibuang atau diapain dulu, ya?’. Gitu. Seperti ada bisikan dari dalam yang memintaku untuk membahas hal-hal demikian.

Seiring berjalannya waktu, dari Februari 2020 sampai sekarang, menerjunkan diri sebagai beauty blogger sangat mengajarkanku akan banyak hal. Setidaknya ada 6 hal yang bisa aku pelajari dan tentu aku sangat bersyukur akan ini. Apa aja tuh? Yuk, simak.


1.       Menghargai Kualitas di Atas Kuantitas

Karena sebelumnya aku sempat bekerja di perusahaan selama dua tahun, jadi caraku menjalani kesibukan ini mirip-miriplah dengan kebiasaan kantor. Mulai dari jam kerjanya, semuanya harus terstruktur, dan semua harus berjalan sesuai rencana awal. Misalnya, duduk selama 8 jam bahkan lebih di depan laptop, mastiin setiap progress dari review produk udah di-update sedetail mungkin di excel, sampai maksain diri untuk cepet-cepet nge-review semua skincare & make-up… kayak seminggu harus bisa ngelarin 3 artikel bahasa Indonesia dan 3 artikel bahasa Inggris. Iya kan blog ini konsepnya bilingual gitu neik ambis banget pengen masarin sampe tingkat internasional wkwkwk.

Setelah dirasa-rasain, kok kayak dikejer apaan gitu ya tiap hari nelorin 1 artikel? Ngos-ngosan saya. Efeknya ga hanya di kualitas tulisan saja, tapi juga di kualitas foto yang diambil seadanya. Pokoknya ada fotonya. Padahal ga gitu. Pelan-pelan aku bisikin diri sendiri, “ini tuh bukan administrasi kantor ya yang harus dikebut semaleman” wkwk. Udalah abis itu aku nyoba meditasi, dengerin podcast dan youtube dari para healer yang tujuannya untuk aku bisa lebih mendengarkan diri sendiri dan fokus terhadap apa yang sedang aku kerjakan. Entah apa yang aku lakukan saat itu (ya aku lupa e, piye), sampailah pada titik di mana aku harus mengutamakan kualitas daripada jumlah tulisan. Atau disebutnya, quality over quantity. Ngapain punya tulisan banyak tapi ga ada isinya? Buat apa nge-review banyak dan cepet tapi yang disampaikan sebatas “bagus banget, bener-bener bagus, mau meninggal”? Ini bukan sekadar review dari penulis yang hanya menulis, tapi ini adalah sebuah ulasan yang disampaikan oleh beauty blogger. Penulis di bidang kecantikan. Sebuah tanggung jawab sebagai seorang penulis di bidang tertentu. Sebuah tanggung jawab yang ternyata aku ambil sendiri. Hmmmm, kenapa jadi serius banget ya.

Jadi, tulisan dari beauty blogger ini harus layak dijadikan sebagai referensi pembaca yang memiliki ketertarikan di bidang yang sama atau mereka yang membutuhkan rekomendasi produk untuk mengatasi permasalahan kulit yang sedang mereka alami. Mending bikin tulisan seminggu sekali atau bahkan sebulan sekali tapi kualitasnya bagus, daripada kejar setoran sehari 1 artikel tapi bahasannya dangkal.

Kalo ada pikiran-pikiran bandel di kepala kayak:

“Sehari 1 artikel kan biar pengunjung blognya banyak, kak.”

Well, kamu mau sharing atau mau ngejer traffic? Kalo sharing, lakukan dengan tulus dan sepenuh hati. Traffic mah ada aja ntar, tenang aja.

“Sehari 1 artikel kan biar dianggap blogger aktif, kak”

Bentar. Aku juga bingung ni jawabnya. Emang kalo postingnya seminggu sekali atau dua kali tapi rutin, ga dianggep blogger aktif ya?

“Tapi kayak detikcom itu update-nya tiap hari kak, aku ga mau kalah!”

Wooh detikcom mah sehari seribu postingan juga jadi itu. Detikcom begitu tuh karena penulisnya banyak, tingkat urgensinya juga tinggi karena yang disampaikan adalah berita yang segar, aktual, dan tepercaya. Sek, ini tagline berita mana ya.

Kalo yang sama-sama di bidang kecantikan, contohnya Editorial Female Daily, dia itu kan penulisnya banyak jadi bisa sering-sering update. Di samping itu, ada penyuntingnya juga yang berperan untuk ngecek ulang tulisan yang akan terbit. Lah, kita? Udalah nulis sendiri, motret sendiri, ngedit sendiri, posting di instagram sendiri.. ya kalem bae udah. Kalo tetep mau posting sehari sekali atau lebih, ya.. yang nulis jangan cuma kamu.

Lagi pula nge-review skincare juga ga bisa dilakukan dalam rentang waktu yang singkat. Biarpun kita udah make produknya selama setahun, atau kalo udah make selama itu tapi intensitasnya jarang, kita perlu mastiin kalo progress yang kita inget, kita rasakan, dan pastinya yang akan kita tulis itu real. Biasanya sih aku ambil waktu satu sampai dua minggu untuk mengulang pemakaian produk tersebut secara rutin, setidaknya aku bisa yakin akan efek yang dihasilkan setelah beberapa kali pemakaian. Atau gampangannya, efek instan lah. Skincare berbeda dengan make-up yang sekali pakai aja udah bisa di-review panjang lebar.

Oya, buat kamu yang sempet baca artikel-artikelku sebelum tanggal posting tulisan ini... selamat, kamu pernah jadi saksi baby step seorang aku nulis beauty review hahahhaa. Selanjutnya akan aku edit ulang tulisan-tulisan yang udah naik, penulisan akan dipertajam dan foto-fotonya tentu akan kuganti dengan foto  yang lebih menarik ❤️. 


2.       Belajar Motret

Sebulan terakhir ini aku belajar gimana caranya motret. Mulai dari cara motret pake smartphone, mengenal teori color wheel, teori rule of third, sampe ngeliat contoh foto-foto produk yang bervariasi. Biasanya aku belajar dari channel youtube Martha Suherman dan Rio Pharaoh. Ada juga beberapa youtuber luar negeri yang ga bisa aku sebutin namanya karena… ga inget. Well, ternyata belajar fotografi seru juga ya, ga bikin spaneng.

Keinginan belajar motret ini didorong dari rasa insecure-ku waktu ngelihat postingan instagram skincare akun lain kok bagus-bagus. Sementara fotoku cuma begini. Eh sini aku liatin hasil fotoku sebelum dan sesudah belajar motret.

sebelum

sesudah

Sebelum: masih seadanya. Cuma pake alas foto kain bulu, ngandelin lampu ruangan. Ini juga efek dari kebiasaan lalu yang pengen ngepost 1 artikel sehari, jadilah asal foto, pokoknya ada foto. Pernah juga dari sore sampe malem ngebut motretin semua skincare yang ada. Padahal ga gituuu.

Sesudah: nah, mulai ada perkembangan. Mulai ada properti foto, lebih ngandelin cahaya matahari biar hasilnya maksimal. Biasanya sih aku motretnya siang dari jam 1 sampai jam 3.

 

3.       Memahami Personal Branding di Media Sosial

Sebelum ngeblog aku ga ngerti loh maksudnya personal branding di media sosial meskipun banyak orang di luaran sana yang koar-koar soal ini. Mikirnya, yaelah personal branding kok di media sosial, yaelah sosial media doang, atau dunia maya kok diseriusin banget sih heran deh. Eh ternyata aku salah besar. Justru dari sosial media kita bisa promosiin diri kita. Astaga. Aku. Ke. Mana. Aja.

Aku juga bisa share kesibukan aku sebagai blogger dengan membagikan tulisan yang sudah diposting ke Instagram, dikemas dengan tampilan semenarik mungkin. Kalo nge-share di twitter kan yaudah tinggal copy paste judul dan link-nya, kelar deh. Buat aku pribadi yang baru nyeriusin instagram sebagai salah satu ‘rumah maya’, ada keseruan dan tantangan tersendiri dalam menyajikan postingan yang eyecatching. Selain belajar motret seperti yang aku sampaikan di poin sebelumnya, aku juga mulai nyari tau aplikasi mobile apa aja yang bisa aku gunakan untuk mendukung aktivitas di dunia maya ini, salah satunya adalah aplikasi Canva. Sebuah aplikasi penyedia berbagai macam template menarik, cocok untuk aku yang pengen nge-post bagus tapi skill design masih jongkok, hhh.

 

Dengan rajin-rajin posting review di instagram dan nge-tag brand bersangkutan, selain menguntungkan brand dan online shop juga bermanfaat untuk mengenalkan siapa diri aku kepada penduduk instagram. Ya siapa tau diajak kerja sama ya kan *wink*. Oh atau dilirik sama Female Daily hehhee *wink lagi*.

Ada kata personal dalam personal branding, berarti sifatnya pribadi dong. Memang, tujuan kita membuat sosial media sebagai sarana personal branding adalah untuk menarik pengunjung biar ngeliat karya kita, nge-follow kita, nge-like postingan kita, tapi balik lagi itu semua asalnya dari kita. Yang kita sajikan ke mereka adalah diri kita. Jadi postingan yang nongol di twitter, instagram, bahkan blog itu sedikit banyak memancarkan aura dan pribadi diri kita. Misal di instagram, kebanyakan skincare reviewer itu feed-nya bernuansa putih sebagai representasi bahwa skincare itu harus higienis dan merupakan tujuan dari skincare juga yang merawat wajah kita supaya bersih. Tapi masa sih feed instagram skincare harus melulu putih atau hijau kalo skincare-nya terbuat dari bahan alami seperti tumbuh-tumbuhan? Berarti kalo dibatesin warna, ga ada kesempatan kita untuk berkreasi dengan warna lain? Ga bisa nunjukin mood kita, selera kita? Hhh, yaudin, kembali pada keyakinan masing-masing. Kalo aku pribadi sukanya sesuatu yang colorful untuk tampilan sosial media (kalo barang atau perabotan sih aku lebih suka warna putih), jadi bagaimana aku mengemas foto skincare untuk aku review ya semau aku enaknya pakai warna apa. Bukan ga mau pakai warna putih juga, tapi sejujurnya aku kurang bisa menyamakan tone masing-masing foto kalo latarnya putih semua hahaha. Ada satu foto yang putihnya putih bersih, yang satunya putih gading, satunya putih agak gelap, atau satunya putih yang terlalu putih silau. Auk ah.

Update 4 September 2020: saat ini aku sedang belajar gimana caranya motret pake background putih dong wkwkw kenyang banget makan omongan sendiri mantap.

 

4.       Ini adalah tentang Seni

Sebentar. Ini masih lanjutan dari poin ketiga.

Motret, nulis, dan personal branding. Motret itu bagian dari seni. Begitupun menulis. Jadi kalo kita memiliki jiwa seni yang tinggi, sah-sah aja dong percikan seni itu muncul di media sosial yang memang gunanya untuk personal branding?

Seni itu bebas, liar, tidak terpancang aturan. Seni itu tentang selera, rasa, sangat personal sekali. So, kalo kita punya ‘gaya’ tersendiri dalam memotret, menulis, ya gapapa pertahankan aja karena itu milik kita. Tidak ada yang benar dan tidak ada yang salah dalam seni.

 

5.       Lebih Peka terhadap Makna di Balik sebuah Kalimat

Nah di atas udah ngomongin foto, sekarang ngomongin tulisan.

Sebelum ngeblog, secara ga sadar aku sering tergiur oleh iklan atau review selebgram yang gatau itu bener apa ngga. Setelah ngeblog, sering nulis, sering riset kandungan produk skincare, jadi ngerti kalo kalimat iklan itu kebanyakan… lebay. Kalimat iklan tuh sebenernya ga salah, dia bener, cuman cara penyampaiannya aja yang bikin kita tinggi harapan. Misal nih, ada skincare yang mengandung AHA BHA, udah tau kandungan ini gunanya untuk eksfoliasi dan peremajaan kulit sehingga apabila digunakan secara rutin akan membuat kulit terlihat lebih cerah. Di kalimat iklan, bisa jadi produk ini diklaim memiliki manfaat dapat memutihkan wajah. MISAL LOH YA INI MISAL. Astaga para copy writer please jangan serang aku. >.<

Dari sini mulai paham kalo beli skincare liat dulu bahan dasarnya apa, kandungannya apa aja, jangan mudah terpengaruh sama kalimat iklan.

Selain itu, aku juga jadi lebih peka sama cara seseorang menyampaikan sesuatu. Apakah kalimat yang ia sampaikan ini tulus atau hanya permainan kata-kata untuk meyakinkan audience.

 

6.       Lebih Mengenal Diri Sendiri

Lebih mengenal diri sendiri merupakan kesimpulan dari 5 poin sebelumnya. Mulai dari aku yang ternyata bisa belajar memahami dan menerapkan quality over quantity, aku yang ternyata seneng motret produk, aku yang malah jadi tertarik sama self-branding di media sosial padahal sebelumnya apatis, aku yang bisa menemukan ternyata ada jiwa seni dalam diri, sampai aku yang bisa mendeteksi apakah sebuah kalimat itu jujur atau hanya serpihan-serpihan apaan tauk yang dikemas sedemikian rupa demi menarik audience. Kelima hal ini bisa dibilang masih secuil dari proses aku mengenal diri sendiri. Tentu ke depannya akan lebih banyak hal lain yang aku temui dalam diri.

 

Senang sekali bisa mengenali potensi dalam diri dari melakukan apa yang aku sukai. Tanpa paksaan, tanpa keharusan, tapi karena kemauan. Aku tidak harus belajar sesuatu, tapi aku mau belajar sesuatu.

Hai kamu yang baca tulisan ini, potensi dalam diri apa saja yang berhasil kamu temukan selama menjalani pekerjaan atau hobi yang kamu cintai? Share di kolom komentar yuk biar pembaca lain bisa ikut terinspirasi menggali potensi mereka.

Cheers!


Sek disclaimer dulu. Blog ini tidak selalu me-review produk yang sedang hype saja, produk-produk dari zaman iklan “mana sempaat, keburu telaatt” bisa jadi nongol di sini asal aku sendiri udah pake.



Kalian masih ingat produk Black Sugar Mask Wash Off? Iya dia sempet rame 3-4 tahun lalu, dibahas sama para influencer. Sampe di toko skincare deket kampus aku juga jualan wkwkw. Tapi aku ga langsung beli karena mikirnya “yaelah lulur doang mahal amat” – itu kataku waktu aku masih kuliah ya hehe kan kantong mahasiswa kek apa ya kan ngerti lol. Baru tertarik dan mulai ngulik produk ini tuh beberapa tahun kemudian waktu lagi nyari bodycare, ceritanya udah mulai sadar kalo yang perlu dirawat itu ga hanya muka, badan juga perlu diperhatiin.

Berhubung kulit badan aku kering apalagi kaki hmm kalo digaruk pake kuku bisa keluar sisiknya. Selain aku jarang pakai body lotion, kayaknya kulitku yang kering ini dipengaruhi sama badanku yang kekurusan. Loh, apa hubungannya? Iya, entah kurang daging atau kurang lemak jadi kulitnya agak mengkerut. Kayak itu loh, kalo orang yang tadinya gemuk trus dia diet dan berhasil kan pasti ada bagian dari tubuhnya yang menggelambir. Nah kalo di aku tuh kulit yang ‘menggelambir’ sebagai penanda kalo badanku minta digemukin biar kulitnya kenceng.

Berbagai usaha buat mulusin kulit aku lakuin termasuk pakai body masker ini yang akhirnya aku beli karena kebetulan nongol aja dia di toko deket kampus, wkwk (fyi, aku masih suka dateng ke Els Beauty Tembalang setelah aku lulus kuliah). Kayanya sekitar tahun 2018 aku beli masker ini dan sekarang udah abis setengahnya. Tapi jar keduaaa, ehehe. Etapi kok yang dibahas body sih, kan masker ini buat muka? Nah jawabannya ada nanti di bawah.

Black Sugar Mask Wash Off ini adalah salah satu produknya Skinfood. Skinfood merupakan brand asal Korea pertama yang setiap produknya berasal dari bahan dasar makanan seperti gula merah, madu kerajaan, selada, timun, putih telur, alpukat, buah persik, tomat, beras, yuja, dan kaviar emas. Seperti masker yang kita bahas saat ini berasal dari black sugar atau di tempat kita mirip-mirip gula merah.

Ini tuh masker yang mengandung scrub dan dipakenya di tahap cleanser. Gituw. Sekarang kita bahas Black Sugar Mask Wash Off lebih lengkap.

 

A.      KEMASAN          

Kemasan jar semi blur transparan ini dibalut dengan kertas warna coklat terang (whatever you named it) yang berisi keterangan produk mulai dari nama produk, bahan dasar produk, sampai cara pemakaian.




Bentuk kemasannya lucu, aku mikirnya kalo isinya udah abis aku mau pake jarnya buat dijadiin pot tanaman (yaelah kek telaten aja bercocok tanam). Mantep digenggam sih tapi sayangnya gede banget, mayan makan tempat kalo dibawa travelling. Solusinya ya dipindahin ke wadah yang lebih kecil aja.

Dari segi keamanan sih kemasan ini bikin isinya ga gampang tumpah, tutupnya juga kenceng. Dengan volume 100 gram kalo dipake setiap hari mungkin bisa abis juga dalam sebulan. Etapi makenya jangan tiap hari juga takut iritasi kulitnya.

 

B.      TEKSTUR DAN AROMA

Tekstur

Pas nyolek masker ini rasanya kayak megang gulali yang dicampur sama gula pasir. Lengket, kasar, dan kental. Persis kayak gula merah kalo dicairin – inget bumbu pecel gak guys? Oke, skip.

Pas dioles ke kulit juga berasa lengket. Kalo maskerannya di kamar mandi sih gapapa, tapi kalo di kamar rasanya kurang nyaman sih kan lengket semua di badan. Pas kakinya lagi dimaskerin trus maskernya jadi nempel ke mana-mana yah repot.

Aroma

Masker ini memiliki aroma mint, manis, dan segar. Kayak aroma permen gula jahe tuh tau ga? Ya gitu deh.

 

C.      KLAIM PRODUK

Kalo kata keterangan di kemasan produknya, masker ini bisa membuat kulit menjadi lembut dan bercahaya. “A scrub mask that contains mineral-enriched Brazilian black sugar, and promotes smooth, glowing skin”

Black sugar sendiri memiliki beberapa manfaat untuk perawatan kulit, di antaranya:

1.       Mengeksfoliasi kulit

Black sugar dengan partikel-partikel kecil di dalamnya mampu mengangkat sel kulit mati dengan efektif. Penggunaan black sugar sebagai eksfoliator pada kulit sensitif mungkin akan menjadi pilihan yang menakutkan. Namun, jika diimbangi dengan cara yang tepat yaitu dengan mengkombinasikan black sugar dengan produk oil yang baik, justru akan meminimalisir robekan mikroskopis pada kulit karena sifat humektan alami gula yang akan membuat kulit terhidrasi tanpa menghilangkan minyak alami dari kulit kita.

2.       Melembabkan kulit

Gula memiliki sifat humektan alami, dia mampu menarik kelembaban dari luar ke dalam kulit, itu sebabnya kulit terasa tidak kering atau terkelupas setelah eksfoliasi rutin di malam hari.

3.       Mencerahkan kulit

Gula hitam adalah sumber alami Glycolic acid, salah satu dari kelompok Alpha hydroxyl acid (AHA) yang memiliki kemampuan menembus ke dalam kulit memecah “lem” yang mengikat sel-sel kulit. Hal ini mendorong pergantian sel (pengelupasan kulit). Glycolic acid dikenal sebagai bahan yang mampu memperbaiki kerusakan kulit akibat paparan sinar matahari dan keriput. Nah dari sini kita tahu kalau black sugar tidak hanya berperan sebagai eksfoliator fisik yang hanya menghilangkan sel kulit mati dari permukaan kulit saja akan tetapi juga mampu bekerja di bawah kulit yang mendorong sel kulit aktif menjadi lebih cerah dan lebih bercahaya.

4.       Memberantas komedo

Secara alami kulit kita akan mengeluarkan minyak dan keringat. Fenomena alami pada kulit inilah yang membantu kesehatan kulit dan memastikan tubuh melepaskan kelebihan yang tidak perlu. Namun, ketika minyak dan kulit tidak dapat menemukan jalan keluar dari kulit dan terperangkap di dalamnya, ya siap-siap aja muncul komedo - baik komedo hitam (blackheads) maupun komedo putih (whiteheads) – dan jerawat.

source: dailywuz.com

Komedo dan jerawat sering muncul ketika sel kulit mati menumpuk di permukaan kulit kita. Pada kasus seperti inilah kegiatan eksfoliasi sangat perlu dilakukan.  Butiran-butiran black sugar apabila digunakan dengan baik akan mengangkat sel-sel kulit mati sehingga minyak yang tadinya terperangkap dalam kulit kini bisa keluar. Kalo sel kulit mati udah terangkat, ‘kanvas’ alias kulit jadi lebih bersih dan siap menerima perawatan kulit selanjutnya untuk mencapai hasil perawatan yang optimal.

Kalau claim-nya bisa melembutkan dan menjadikan kulit lebih bercahaya sih mashok ya guys sama manfaat black sugar yang udah disebutin di atas. Tapi kenyataannya di kulit aku gimana? Sek sabar.

 

E.       CARA PAKAI

Cara pakenya gini guys,

“After cleansing, massage onto damp face, avoiding the eye and mouth areas. To minimize irritation, add water or toner while messaging. Leave for 10-15 minutes. Rinse off with lukewarm water.”

Pertama, pastikan dulu muka kamu udah bersih. Lalu balurkan masker black sugar dengan memijatnya ke muka yang basah, hindari area mata dan mulut. Untuk meminimalisir iritasi, tambahkan air atau toner ketika memijat. Diamkan selama 10-15 menit. Setelah itu, bilas dengan air hangat.

Berhubung ini produk eksfoliasi, sebaiknya dipakai di malam hari aja.

TAPI,

Baru sekali aja aku pake produk ini ke muka, biasanya aku pake ke ke badan dari leher sampe kaki. Eh kenapa gitu? Soalnya aku ngerasa kulit badan aku juga butuh perhatian karena kering banget, kasar, dan kusam so why tidak salahnya juga mencoba produk eksfoliasi muka untuk badan. Ditambah lagi kulit muka aku kan memang pada dasarnya jerawatan, kuatirnya ‘nyeret’ jerawat di daerah satu beranak pinak ke daerah yang lain.

 

F.       HARAPAN SETELAH MEMAKAI PRODUK INI

Dengan kondisi kulit muka saat ini yang so so, terasa kering tapi ga kasar dan kulit tangan yang kering dan kasar, aku berharap setelah pakai masker ini kulit aku jadi  terasa halus, lembab, lebih cerah, dan bercahaya.

 

G.     HASIL PEMAKAIAN

Kalo sebelumnya muka aku keliatan kering dan kasar, efek instan yang aku rasakan setelah memakai masker scrub ini sih kulit aku jadi terasa halus, lembut, kesat, dan terlihat lebih cerah dan segar di muka. Komedo putih di hidung juga jadi gampang keluarnya kalo diteken.

Begitu juga dengan hasil di tanga, yang tadinya kering kasar jadi sedikit halus, lembut, licin kalo kena air, dan juga terasa segar. Body lotion yang aku pakai juga rasanya lebih gampang terserap karena biasanya biarpun aku pakai lotion kulitku masih suka kering. Yang aku rasain selama pemakaian sih Alhamdulillah baik-baik aja, ga ada iritasi.

Hasil nyata yang aku dapat kayanya kurang sesuai sama harapan yang aku mau akan produk ini. Kulit terasa halus iya, lembab iya, muka jadi cerahan iya tapi itu ga bertahan lama, dan dari claim bikin kulit bercahaya sih aku belum bisa buktiin karena aku ga dapet efek itu. Mungkin karena aku makenya juga ga rutin, kadang semingu 2 kali, kadang sampe lupa kalo punya masker ini. Mungkin juga kalo aku makenya rutin efek mencerahkan akan bertahan lama dan kulit bisa beneran jadi glowing.

Untuk efek instan yang didapat sih aku cukup puas, dan ini bisa aku jadikan alternatif lulur kalo aku lagi males luluran. Lah gimana? Iya soalnya kalo pakai masker scrub ini ga perlu pakai tenaga buat ngerontokin scrubnya.

 

H.     HARGA

Skinfood Black Sugar Mask Wash Off bisa kamu temukan baik melalui toko online dan offline dengan range harga Rp 130.000 sampai Rp 160.000. Seingetku dulu aku beli ini di Els Beauty Tembalang dan sempet beli online juga tapi lupa guys toko online-nya apa wkwk. Masker ini lebih mudah didapat di marketplace online ketimbang di toko offline. Untuk kategori scrub/masker/cleanser yang sifatnya ngga stay semalaman atau berjam-jam di muka, buat aku ini lumayan mahal sih. Tapi balik lagi sama manfaat dari black sugar, mungkin harga segitu bisa dibilang worth it dengan kemampuannya sebagai eksfoliator fisik yang tidak ‘menyakiti kulit’.

 

I.        SASARAN KONSUMEN

Masker scrub ini ditujukan untuk kamu yang butuh eksfoliasi fisik dengan scrub yang lembut dan melembabkan.

 

J.        KESIMPULAN

Sejauh ini aku cukup puas menggunakan Skinfood Black Sugar Mask Wash Off dan masih mau lanjut pakai juga.

Pros:

+ kemasannya aman, ga bikin isinya mudah tumpah

+ efek instannya bikin wajah terasa halus, lembut, lembab, kesat, dan terlihat lebih cerah

+ aromanya yang mint manis aku suka

+ ga bikin kulit muka dan kulit badan iritasi

+ cocok dipakai di kulit badan yang sangat kering karena membantu penyerapan body lotion

Cons:

- Teksturnya lengket, ga disarankan untuk maskeran badan di kamar karena akan mudah nempel ke mana-mana maskernya

- Efek kulit bercahaya tidak didapatkan secara instan

- Jarang ditemukan di setiap toko skincare

- Aku sih bakal lebih seneng kalo produk ini mudah didapat misal tiba-tiba ada di indomaret kan dan kemungkinan untuk repurchase bakal tinggi.

 

Udah nih. Jadi gimana apakah kamu ingin mencobanya?

REFERENSI

Kim, Wendy. September 19, 2019. https://www.wishtrend.com/glam/is-black-sugar-good-for-skin-4-reasons-why-you-need-it-for-cleansing/. In Whistrend. Accessed on June 24, 2020.

Skinfood. https://theskinfood.us/pages/about-us. Accessed on June 24, 2020.

baca dalam bahasa Indonesia


The word “pore” attached to its packaging attracts me to have this one since I have large and opened pores as one of my skin concerns. Would you imagine having unelastic skin being under 25 years old? It was terrifying. It was. Yep, that is my short story before applying Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask 2 years ago. Now its 3rd jar is almost running out again. I love the progress of how my pores do tighten.

Let us discuss it in detail.


A.      THE PACKAGING

Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask is packaged in a brown jar, sized 100ml.



It is very handy for mask packaging so I can put it into my pouch wherever I go. Moreover, I love the idea of making a ready-to-use mask in a jar, thank you for making it easy for me who loves masking everywhere and everywhen I can.

 

B.      THE TEXTURE AND THE SCENT


It is thick, colored in grey, and even the texture is such a half-dry mud, it easy to rub in on my face. I do not know what kind of scent it is but still great.

 

C.      THE MAIN INGREDIENT

Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask is made of volcanic clay. The volcanic clay used can only be found in Jeju, contains substances that originate from lava when the volcano erupts, where its function is to absorb the impurities of the skin. Written on Innisfree official site, materials can actively absorb sebum on volcanic clay surfaces which has many holes, so it can absorb any dirt on the skin and take care of the pores efficiently. Let us see further explanation about the ingredients and the benefit of Super Volcanic Pore Clay Mask.

 

D.      THE CLAIM OF THE PRODUCT

This mask is claimed as a product that can help us control excess oil, get rid of pores, control sebum, remove dead skin cells, clean the skin thoroughly, brighten the skin, and refresh the skin. This product is also free from mineral oil, animal ingredients, artificial deodorizer, and imidazolidinyl urea.

 

E.      HOW TO USE

First of all, clean up your face until step toner. Then, apply the clay mask by avoiding the eyes and lips area. Let it dries for 10 minutes, rinse your face with warm water. Massage your face gently while rinsing.

Warning: Stop using this mask if there is a wound on your skin, Exim, redness, swollen skin, itchy skin, and other kinds of allergies signs. Make sure the packaging is always closed after use so the mask won't dry. Keep it out of reach from children, avoid storing it in extreme temperatures (hot and cold). Do not place it right under direct sunlight.

 

F.      MY EXPERIENCE USING INNISFREE – SUPER VOLCANIC CLAY MASK

I love using this mask due to its simplicity where I can directly take the clay right from the jar. It has a cool sensation while it stays on my face. By applying the mask on my face in a thin layer, my pores and fine lines are increasingly visible. It actually may help me to identify how big my pore really is.


After rinsing the mask, my face looks fresher, brighter, and clear. Blackheads are pretty gone and my acnes are turning calm. Pores can be shrunk but that is not an instant effect, it takes time with routine usage and other kinds of skincare help. But the mask is worth getting rid of blackheads.

 

G.     THE TARGETTED CONSUMERS

Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask is intended for consumers who have problems with clogged pores, large pores, and need a mask that can clean the face extra.

 

H.      THE PRICE

You can get the mask for around Rp 190,000.

 

I.        CONCLUSION

Innisfree Super Volcanic Pore Clay Mask is very recommended from the practicality beside its benefit.

Pros:

+ has beautiful cute packaging

+ has simple and effective packaging

+ gives a cooling sensation on my face

+ helps to get clear pores after masking

+ helps to tighten the skin and shrink the pores by routine usage

+ calming acnes

Cons:

- Large pores and fine lines are exposed well while using the mask.

Is it recommended to be repurchased? Sure. So you wanna try this clay mask? Let me know your impression after using this one!

 

REFERENCE

http://www.innisfree.com/id/id/product/productView.do?prdSeq=22501. Accessed on June 19, 2020.

Postingan Lebih Baru Postingan Lama Beranda

BLOG ARCHIVE

  • ▼  2025 (6)
    • ▼  Mei (2)
      • 15 Skincare Products I’ve Used Since Early 2025. W...
      • 15 Skincare yang Aku Pakai Sejak Awal 2025. Mana y...
    • ►  Januari (4)
  • ►  2024 (24)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (1)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  Agustus (2)
    • ►  Juli (2)
    • ►  Juni (3)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (4)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2023 (56)
    • ►  Desember (5)
    • ►  November (5)
    • ►  Oktober (6)
    • ►  September (3)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (6)
    • ►  Juni (4)
    • ►  April (10)
    • ►  Maret (10)
    • ►  Februari (3)
    • ►  Januari (1)
  • ►  2022 (31)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (2)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (2)
    • ►  Agustus (1)
    • ►  Juli (1)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (2)
    • ►  Maret (3)
    • ►  Februari (2)
    • ►  Januari (2)
  • ►  2021 (54)
    • ►  Desember (6)
    • ►  November (3)
    • ►  Oktober (3)
    • ►  September (8)
    • ►  Agustus (3)
    • ►  Juli (3)
    • ►  Juni (5)
    • ►  Mei (2)
    • ►  April (3)
    • ►  Maret (5)
    • ►  Februari (7)
    • ►  Januari (6)
  • ►  2020 (50)
    • ►  Desember (4)
    • ►  November (6)
    • ►  Oktober (5)
    • ►  September (5)
    • ►  Agustus (10)
    • ►  Juni (7)
    • ►  Mei (6)
    • ►  April (4)
    • ►  Maret (3)

POPULAR THIS WEEK

  • Review Some by Mi - AHA BHA PHA 30 Days Miracle Cream Setelah 7 Bulan Pemakaian
  • Haluskan Rambut Kering dan Kasar dalam Sekali Pemakaian Makarizo Hair Energy Fibertherapy Hair & Scalp Creambath – Royal Jelly Extract
  • Review Wardah Crystal Secret
  • Review Scarlett Whitening Body Care (Pomegranate Shower Scrub, Romansa Body Scrub, & Freshy Body Lotion)
  • Udah Coba Avoskin Miraculous Refining Toner? Toner Eksfoliasi Harian yang Bisa Bantu Atasi Maskne-ku! [Review]
  • Bye Kulit Kusam! [Pengalaman Memakai Azarine Purifying Deep Cleansing Clay Mask]
  • 15 Skincare Products I’ve Used Since Early 2025. Which Ones Are Really Worth It? | Pros & Cons Review
  • Body Sunscreen dengan Karakter BT21, Aromanya Enak! [Azarine Bodyguard Moisturizer Sunscreen Serum SPF 50 PA++++ Review]
  • 15 Skincare yang Aku Pakai Sejak Awal 2025. Mana yang Worth It? | Pros & Cons
  • Review Votre Peau Brightening Essence beserta Manfaatnya yang Mencerahkan, Melembapkan, dan Aman untuk Kulit Berjerawat

FRIENDS

MEMBER OF

beautynesiar
Hijabers Beauty Blogger & Vlogger
Blogger Perempuan
Jakarta Beauty Blogger

SOCO VOUCHER CODE: SBN03E209

SOCO VOUCHER CODE: SBN03E209

BLOG STATS

ABOUT ME

Kudus, Indonesia based beauty blogger.

Hi, I’m Dian! You can find me on social media and my blog, where I share my experiences with beauty products and how they work on my post-acne skin. My journey with acne was tough, but it’s what led me here. Back then, beauty bloggers helped me discover the right products, and now I feel like it’s my turn to give back.

Through fun and relatable reviews, I’m here to help you find the best products for your skin type. Let’s navigate the world of beauty together! Let’s get in touch for any inquiries: radianikulsum@gmail.com

radianikulsum

EmbedSocial Instagram widget

Copyright © A Beauty Journal by Radiani. Designed by OddThemes