Berani Mengambil Ruang: Fany Efrita dari Keterbatasan Menjadi Keterbuktian
![]() |
| Fany Efrita, dalam talkshow “Stories of Entrepreneurship and Generational Empathy” @america | sumber: instagram @fanyefrita |
“Untuk break the stigma itself, lo harus jadi role modelnya.”
Kalimat tegas itu meluncur dari bibir Fany Efrita dalam sebuah studio at america di Jakarta. Tangan kanannya menggenggam mikrofon dengan mantap. Tubuhnya condong ke depan, menolak gambaran sebagai sosok yang rapuh.
![]() |
| Fany Efrita @america | sumber: youtube atamerica |
Fany hidup dengan kondisi makrodistrofi lipomatosa, sebuah bentuk disabilitas fisik yang menjadikan kakinya lebih besar dari ukuran umum. Namun sorot matanya pagi itu jauh lebih keras daripada kondisi tubuh yang mungkin ingin dunia jadikan sebagai definisi dirinya. Fany menolak tunduk pada stigma. Ia memilih menulis sendiri babak pemberdayaan dalam hidupnya.
Aku dan Keraguan Menjadi Diri Sendiri
“Aku hanya ingin tidak terlihat.”
Selama 31 tahun hidupku, aku menjalani hidup dengan usaha untuk selalu tidak mau terlihat. Setiap ketidaksempurnaan pada tubuh terasa seperti panggilan agar orang lain menatap, mengomentari, menghakimi, merendahkan, lalu memaksaku mengubur impianku. Aku terbiasa menyembunyikan bagian diriku yang tidak sesuai standar cantik, selama tampil di dunia maya ini aku hanya menunjukkan sisi wajahku yang paling tak ada cela di kamera.
Meskipun tampak wajar dan jutaan pembuat konten melakukannya, bagiku ketidaksempurnaan ini sering membuatku mematikan layar kamera berkali-kali setelah merekam diriku berbicara di hadapan lensa. Kamera ponsel seringkali menjadi musuh yang tidak terlihat. Aku mengurungkan niat untuk melanjutkannya, sebab yang aku temui adalah sosok dengan wajah yang bukan lagi asimetris biasa tetapi juga seluruh jejak masa lalu yang mengingatkan bahwa aku tidak pantas terlihat.
Namun pagi ini tatapanku nanar, mataku sembab melihat perjuangan Fany Efrita, seorang perempuan yang justru memilih berjalan ke panggung dunia dengan kondisi fisiknya yang berbeda. Dalam dirinya, aku menemukan pertanyaan yang menghangatkan hati: jika Fany tidak menyerah pada tatapan orang lain, mengapa aku masih bersembunyi dari dunia?
Mendengar cerita Fany, aku tidak bisa tidak merasa terhubung dengan perjuangannya. Ada sesuatu yang familiar dalam caranya menghadapi tantangan dan menolak untuk menyerah. Ceritanya membangkitkan kenangan akan perjuangan pribadiku sendiri dalam menghadapi standar sosial yang menghakimi.
Perempuan dengan Langkah yang Mengubah Arah
![]() |
| Fany Efrita | sumber: instagram @fanyefrita |
Fany pernah mengalami fase gelap penerimaan diri. Ia tidak hanya menghadapi keterbatasan fisik, tetapi juga batas yang sengaja dipasang masyarakat. Ia pernah dipecat dari sebuah bank hanya karena seragam kerja tidak sesuai kondisi tubuhnya.
“Hanya gara-gara seragam kantor terus aku dipecat,” ucapnya mengenang salah satu luka terdalam.
Namun ia memilih bangkit. Fany merantau ke Jakarta lalu bergabung dengan Thisable Enterprise untuk mengikuti program inkubasi bisnis selama enam bulan. Dari titik inilah ia menemukan misi hidup yang jauh lebih besar daripada kesedihan yang pernah membelenggu.
Ketika Konten Menjadi Akses dan Martabat
Dalam sebuah kesempatan ia menyampaikan, “Kita ingin diberi kesempatan, bukan belas kasihan.” Narasi pun bergeser. Mereka bukan disabilitas yang mencoba membuat konten. Mereka adalah konten kreator yang kebetulan memiliki disabilitas.
Pengalaman yang pernah hampir mematikan semangatnya, kini justru berubah menjadi sumber kekuatan yang ia bagi kepada banyak orang. Bersama rekan-rekan disabilitas lainnya, Fany terlibat dalam komunitas seperti Alunjiva, sebuah ruang untuk meningkatkan kemampuan penyandang disabilitas perempuan di Indonesia. Kegiatan dan layanan Alunjiva meliputi edukasi, pemberdayaan, peduli kesehatan mental, dan support system.
Salah satu program Alunjiva adalah pemberdayaan yang menciptakan kesempatan tanpa batas bagi teman disabilitas. Dengan itu, ia bersama tim Alunjiva mengadakan pelatihan digital skill online, pelatihan wirausaha, pameran wirausaha, pelatihan barista, pemberian alat bantu mobilitas, hingga pelatihan soft skill.
![]() |
| Pelatihan Digital Skill Online | sumber: alunjiva.id |
Tidak berhenti di sana, ia juga aktif di Setara Berdaya, sebuah wadah pemberdayaan ekonomi bagi penyandang disabilitas, perempuan dan pemuda yang mengedepankan inklusifitas dan keberlanjutan di Indonesia. Setara Berdaya tidak hanya berorientasi pada dampak yang dibutuhkan pada satu masa tertentu saja tetapi juga memberdayakan sumber daya manusia yang berkelanjutan.
Era digital memperlihatkan peluang baru: ruang kerja kreatif yang tidak ditentukan oleh kondisi fisik. Fany melihat bahwa kemampuan menjadi konten kreator bukan sekadar aktivitas hiburan, tetapi jalan menuju kemandirian ekonomi penyandang disabilitas. Ia mulai membangun kurikulum pelatihan yang dapat diakses secara gratis melalui komunitas Alunjiva dan Setara Berdaya, yang mencakup:
- Dasar desain konten UMKM
- Strategi dan analisis konten
- Pemanfaatan tren digital
- Produksi konten interaktif
- Penulisan dan storytelling digital
![]() |
| Materi dalam kelas webinar yang dapat diakses secara gratis di website setaraberdaya.com |
Dalam setiap langkahnya, Fany menjadi penghubung antara mereka yang sering tidak diberi ruang dengan peluang untuk berdiri tegak dan terlihat. Dari suaranya yang tegas, terpancar pesan yang konsisten: keberdayaan milik semua orang, termasuk mereka yang pernah dianggap tidak mampu.
Pendidikan sebagai Landasan Gerakan
Fany menyelesaikan studi Ekonomi Manajerial di Universitas Tanjungpura dan memperkuat kepemimpinan komunitas melalui berbagai pelatihan ekonomi kreatif serta manajemen nonprofit. Jejak akademik ini memperkokoh gerakannya. Inklusivitas tidak hanya lahir dari empati, tetapi strategi sosial yang terukur dan berkelanjutan.
Tahun 2024: Gerakan yang Diakui
Tahun 2024, kiprah Fany memperoleh pengakuan nasional dengan menerima SATU Indonesia Awards 2024 bidang Pendidikan, mewakili Provinsi Banten. Penghargaan ini tidak hanya menandai kontribusi Fany dalam pengembangan keahlian konten kreator disabilitas, tetapi juga menegaskan pentingnya inklusi dan kesetaraan dalam pendidikan. Dengan ribuan nominator dari seluruh Indonesia, penghargaan ini menjadi bukti nyata bahwa kerja keras Fany telah diakui secara nasional.
Gerakannya tidak lagi berdiri di pinggir wacana sosial. Ia kini berada di pusat transformasi akses ekonomi bagi kelompok disabilitas.
Ia Tidak Hanya Mengubah Hidupnya, Tetapi Hidup Begitu Banyak Orang
Dampak itu terlihat nyata melalui pintu-pintu kesempatan baru yang terbuka bagi peserta pelatihannya. Kolaborasi dengan perusahaan teknologi mulai menghadirkan rekrutmen inklusif bagi pekerja digital penyandang disabilitas. Kesempatan ini lahir karena para peserta memiliki kompetensi riil yang dibangun melalui program Fany. Mereka tidak lagi menjadi objek advokasi. Mereka telah siap mengambil ruang sebagai talenta profesional.
![]() |
| Setara Berdaya bekerja sama dengan perusahaan teknologi untuk memberi ruang berkarya teman-teman disabilitas | sumber: instagram @setaraentertainment |
Transformasi itu mungkin belum langsung melahirkan ribuan konten kreator mapan. Namun ia telah menyalakan keberanian-keberanian pertama: kamera yang mulai dinyalakan, ide yang berani diunggah, dan langkah kecil yang mengubah masa depan.
Ia Juga Mengubah Hidupku
Dari keberanian Fany, aku belajar mengubah narasi. Jika selama ini aku menyembunyikan diri karena takut dinilai, kini aku ingin tampil karena aku berhak menyebarkan dampak. Tubuh dan wajah tidak harus sempurna untuk berharga. Penerimaan diri bukan akhir. Ia adalah awal sebuah perjalanan untuk berdaya.
Dunia yang Tidak Lagi Menuntut Kesempurnaan
Fany memimpikan Indonesia yang memberi akses adil bagi semua jiwa. Ia ingin membangun studio inklusi digital, tempat talenta disabilitas mengasah kemampuan hingga menjadi pelaku ekonomi kreatif yang kompetitif. Harapan yang sederhana, tetapi sangat manusiawi: tidak ada lagi yang merasa tidak pantas hanya karena berbeda.
Langkah Besar yang Terus Menggema
Panggung tempat Fany berbicara hari itu hanya satu dari banyak panggung yang menunggu keberaniannya. Ia akan terus berjalan dengan langkah kakinya yang kuat, menyampaikan pesan yang sama kepada lebih banyak orang: Setiap jiwa berhak menjadi role model untuk menciptakan masa depan yang bermakna.
Website & Artikel
YouTube
- @america – Stories of Entrepreneurship and Generational Empathy (Video siaran langsung). Diakses 29 Oktober 2025 dari https://www.youtube.com/live/l5a77s1LcEg










0 Comments
Halo! Terima kasih sudah meluangkan waktu untuk membaca artikel kami 😊
Silakan meninggalkan komentar apa saja. Semua komentar yang sudah dikirim akan masuk ke inbox dan akan kami publish sesegera mungkin.
Untuk komentar berupa spam seperti promosi judi online, otomatis akan terhapus.
With love, Radiani 😇